Bab 15 "Enak saja! Semakin kamu berontak semakin aku tertantang dengan tubuhmu!" "Tolong Tuan." Lelaki itu tak merespon ucapanku. Ia tetap memegang erat tanganku dalam genggamannya. Tak ada cara lain untuk bisa lepas selain dengan kekerasan. Jika botol tadi hanya untuk menakutinya, maka kali ini sengaja kutendang ujung pahanya. Yang kutahu, kelemahan laki-laki ada pada daerah sensitifnya. Dengan kuat kutendang ujung paha lelaki itu. Seketika pegangan tanganku ku terlepas. Berganti dengan ia memegang ujung pahanya dengan meringis kesakitan. Kesempatan untukku melarikan diri, batinku. Aku berlari sekuat mungkin. Mengabaikan pandangan beberapa pasang mata yang sedang duduk di lobi gedung. Aku ingin lepas. Aku ingin bebas dari dunia malam yang menjijikkan ini. Saat aku sibuk berlari sa