Pagi-pagi sekali, selesai sholat subuh tadi, Hana membersihkan kamarnya. Dia menyapu, mengepel, bahkan mengelap. Beberapa lukisannya yang baru dan belum kering, ia pajang di tembok, menambah nuansa lebih hidup di kamarnya. Memang, seharusnya itu adalah pekerjaan para pelayan, tapi Hana lebih suka melakukannya sendiri. Dia jarang berolahraga, jadi ketika merasakan peluh membanjiri wajahnya, Hana merasa begitu senang. Perempuan itu selesai tepat ketika sebuah ketukan di pintu terdengar. Dia menepuk-nepuk pakaiannya, mengenakan jilbab, lalu keluar untuk sarapan. Di tangga, Hana bertemu dengan Silia. Gadis itu menyapanya dengan wajah yang sangat ceria, Hana membalasnya dengan senyuman lebar. Ketika sampai di ruang makan, Hana melihat Ellina dan Vionna yang sedang mengobrol dengan ayahnya.