Prologue
Dari journal Hana Azzahra.
Apa itu rumah?
Saat kecil, aku akan dengan mudah menjawab, bahwa rumah adalah bangunan dengan banyak ruang dimana aku dan nenek tinggal. Namun sekarang, definisi rumah bagiku jauh lebih berarti. Rumah adalah di mana perasaanmu tinggal.
Saat itu, nenek memberitahuku bahwa aku akan segera pulang. Saat aku tanya ke mana, beliau hanya menjawab;
“Rumah.”
Kerudung yang dikenakan Nenek saat itu hitam. Di cuaca yang panas ini, Nenek biasanya pantang menggunakan pakaian dengan warna tersebut. Tapi bukan hanya pada hari itu saja, hari-hari setelahnya Nenek masih mengenakan jubah dan kerudung hitam yang sama. Dan ia juga lebih sering berdiam diri di kamar. Ketika nenek tersenyum, aku selalu dapat melihat guratan sendu di wajahnya yang keriput. Nenek tidak mengatakan apa-apa.
Lalu kemudian, pada pagi-pagi sekali, selesai melaksanakan sholat subuh, nenek mendapat telepon dan aku dipaksanya mengepak barang dengan cepat. Saat itu, nenek masih tidak mau mengatakan alasannya. Ia hanya menyuruhku pergi dengan cepat, hingga untuk pertama kali, aku meninggikan suaraku dan membentak nenek. Setelahnya, aku menyesal.
Nenek masih terdiam. Ia tersenyum begitu lebar, namun air matanya mengalir deras. Nenek menangis tersedu-sedu di dalam pelukanku. Ia bercerita bahwa rumahku bukanlah di sini.
Aku memiliki seorang ayah yang gemar berkeliling dunia. Hingga ia sampai di tanah Palestina yang penuh guncangan. Nenek bilang, ayahku datang ke sebuah panti asuhan untuk menyumbangkan bantuan dan fasilitas pendidikan di sana. Ia bertemu dengan ibuku dan jatuh cinta padanya. Beberapa minggu kemudian, mereka pun menikah. Namun setelah itu, ayah kembali ke tempat asalnya.
Ia tidak pernah tahu akan kehamilan ibu. Hingga hari di mana aku dilahirkan ke dunia, ibuku meninggal. Aku tidak pernah bertemu dengan seorang pria tinggi berkulit putih tampan yang sering diceritakan nenek padaku. Aku bahkan tidak tahu, apakah ayah tahu bahwa ibu sudah tidak lagi ada. Tapi nenek bilang, beliau tahu. Namun aku tidak pernah percaya. Setidaknya, tidak sampai hari ini.
Aku pergi.