“Apa kau tidak kepanasan dengan pakaian seperti itu?” Suara berat yang baru saja berucap itu hampir saja membuat Hana terlonjak kaget. Ia sontak berbalik dan menatap terkejut pada lelaki yang tengah berdiri di ambang pintu dapur. Hana menatapnya sesaat, kemudian menggeleng. Ia berbalik lagi dan melanjutkan menakar bubuk kopi di gelasnya. Hana dapat merasakan pria itu berjalan menghampirinya. Lalu bersandar pada tembok, cukup jauh dari tempat Hana berdiri. Namun Hana hanya diam, tanpa menoleh, pura-pura sibuk pada apa yang tengah dilakukannya. “Bagaimana bisa?” Justin bertanya. Sedang Hana mengernyit dibuatnya. “Maaf?” “Pakaianmu itu.” Hana refleks melihat pakaiannya sendiri dan mencari-cari letak ketidaksesuaian yang mungkin ada, tapi pakaiannya baik-baik saja, kok. “Sama sekali ti