Cinta (2)

1279 Kata
******** Karina menghentakkan baki makanannya ke atas meja. Sekarang jam makan siang dan moodnya masih juga belum membaik. "Kenapa tu anak?" bisik Farhan begitu melihat Karina yang sudah kalem belakangan ini kembali menjadi barbar. "Dimarahin bos kali," bisik Marta. "Udah lama Gue nggak lihat dia begini." "Iya kalem banget akhir - akhir ini ya?" rumpi Farhan, Marta, dan Tomi sementara Sesil hanya diam saja. Ia sedikitnya mengerti mungkin ada sesuatu yang membuat Karina kesal dan hal itu berhubungan dengan Bara. Bukan sebagai bos tapi secara personal. "Oiya. Kalian pada mau ikut lihat anak Mbak Sintia nggak?" ajak Marta. Karina menoleh, sepertinya ia ketinggalan berita. "Emang udah lahiran?" tanyanya. "Eh ni bocah petualang. Udah dari dua hari yang lalu kali. Mangkanya punya grup tu dibaca." Karina hanya mencebik, dia tak mau moodnya yang sudah jelek malah makin jelek karena meladeni Tomi. "Cewek apa cowok?" "Cowok. Sesuai prediksi." Karina mengangguk. "Gue ikut," ucapnya dan mendapat tatapan tak percaya dari teman - temannya. "Serius mau ikut? Kita mau jenguknya abis jam pulang loh Kar. Yakin bisa?" tanya Farhan yang seolah tak yakin Karina bisa ikut mereka, tahu sendirilah Karinakan the real b***k korporat, boro - boro mau ikut jenguk, pulang on time aja bisa dihitung jari dalam setahun. "Ikut." "Emang bisa." Karina menghentakkan sendoknya ke atas piring. Keempat orang itu menatapnya kaget. Karina sedang dalam mode galak, harap jangan diganggu. "Oke. Oke. Habis jam pulang langsung otw ya Kita, pakai mobil Gue," ucap Tomi takutnya salah bicara lagi malah dilempar sendok oleh Karina. Sampai sore hari mood Karina masih sama jeleknya dan penyebab utamanya tentu saja orang yang saat ini sedang bekerja di ruang sebelah. Pagi tadi saat Karina bertanya soal perasaan Bara, pria itu tak menjawab, lebih tepatnya karena tiba - tiba ada telpon dari pak Alex yang menyuruhnya cepat ke kantor dan buruknya Bara tak lagi membahas hal itu. Karina jadi merasa apa mungkin Bara hanya mempermainkannya? Atau sengaja karena ketemu mantan. Karina dan semua pikiran buruknya. Dan hebatnya lagi Bara juga tak mencarinya hari ini. Tadi juga Bara makan siang di ruang pak Alex. Kembali dari ruang big boss, Bara hanya memanggilnya sebentar dan itupun karena masalah pekerjaan, Karina kesal ia merasa sudah berekspektasi terlalu tinggi dengan hubungan ini. Karina memutar cincin di jarinya. Jam sudah menunjukkan waktu pulang dan tak ada tanda Bara akan keluar. Menghembuskan napas pelan Karina mengetuk ruang Bara hendak pamit lebih dulu. "Sore Pak. Maaf ganggu," ucapnya. Bara menegakkan kepalanya. "Ada apa?" tanyanya dan Karina makin merasa kesal, apa pria di hadapannya ini sebenarnya hanya main - main dengannya? Kenapa ia acuh sekali dan sebegitu tak pekanya kalau Karina itu sedang marah dan kesal. "Kerjaan Saya sudah selesai Pak. Jadi Saya mau pulang." "Sebentar lagi Mas selesai." "Saya izin pulang duluan ya Pak kalau begitu. Permisi." Sebelum Bara berkomentar lagi, Karina sudah lebih dulu berjalan keluar undur diri. "Nana," seru Bara yang berdiri hendak mengejar Karina, ia tahu ada yang tak beres. Seharian ini ia cukup sibuk jadi memang jarang berinteraksi dengan Karina. Apa gadis itu marah padanya? "Karina," panggilnya dan langkah Karina terhenti, bukannya apa saat Bara memanggil namanya Karina itu artinya pria itu tidak dalam kondisi mau diajak becanda dan main - main. Tapi masalahnya Karina malas berduaan dengan Bara. "Iya Pak ada apa?" tanyanya sopan. "Kamu kenapa?" Karina mendengus mencoba menahan dirinya untuk tidak meledak. "Kenapa dia bilang?" ucap Karina dalam hati, ia dongkol sepanjang hari dan Bara sesantai itu seolah tak tahu kesalahannya. "Nggak kenapa - napa. Memangnya Saya kenapa?" Bara mengerutkan alisnya, jelas Karina terlihat berbeda dan menghindarinya. "Kamu marah dengan Saya?" "IYA," teriak Karina dalam hati. "Nggak," jawabnya sambil tersenyum. "Lalu kenapa Kamu seperti menghindari Saya?" "Nggak, saya nggak menghindari Bapak. Perasaan Bapak aja itu." Bara menghela napas, ia sebenarnya bisa menebak alasan mengapa Karina mendadak bersikap begini. "Kalau gitu Kita pulang bersama. Tunggu Saya sebentar." "Nggak deh Pak. Saya mau pergi sama yang lain, mau jenguk mbak Sintia baru lahiran." Bara mendesah lagi. "Ya udah kalau begitu, hati - hati di jalan." Karina terperangah, segampang itu Bara membiarkannya pergi? Tangan Karina mengepal, ia merasa semakin kesal. "Ya udah kalau gitu Saya pamit," emosinya dan langsung berbalik pergi, kakinya sedikit menghentak dan Bara kaget melihatnya. Karina cemberut melihat keluar kaca mobil, ia sedang kesal maksimal. Temannya saling lihat, bingung dengan sikap Karina. Karina yang biasanya marah dengan barbarnya eh sekarang marah malah diam doang kan sangat aneh. "Lo kenapa sih Kar? Diapain bos lo?" "Dighosting," jawabnya tanpa pikir. Mereka kembali saling pandang, apa maksudnya itu? "Lo dighosting pak Bara?" tanya Marta agak takut Karina akan meledak. Karina tak menjawab. "Haha paling di ghosting mantan, siapa tu namanya yang dulu Karina bucin banget? Dody atau sapa gitu ada D D nya," sambung Farhan dan langsung mendapat tatapam horor dari teman yang lainnya. Farhan langsung kicep dan yang lain tak ada lagi yang bersuara. Pulangnya mereka kembali ke kantor, Karina pulang menumpang motor Sesil walau yah itu tak pakai helm, (*Jangan ditiru yak). Karina celingukan, ia tak melihat mobil Bara, yang berarti pria itu sudah pulang lebih dulu, dan lagi - lagi Karina merasa kesal. Kalau tadi dia bilang akan kembali ke kantor lagi apa Bara akan menunggunya? Karina menggeleng tak mau memikirkannya lagi. "Lo kenapa sih Kar? Jelek amat tu mood. Kasihan itu loh anaknya mbak Sintia jadi nangis lihat muka Lo." Karina mencebik, niatnya mau menggetok helm Sesil tapi urung takut terjadi kecelakaan. "Nanti Gue ceritain di rumah. Lo jadi nginap lagikan?" "Jadi dong. Nggak apa - apa nih Gue numpang mulu?" "Tumben nanya." "Ih kok jawabnya gitu sih. Bilang nggak apa - apa gitu, kenapa." "Habis Lo, nginap tinggal nginap banyak tanya," sergah Karina. Sesil tertawa, ia sudah tahu bagaimana sifat Karina. Ia bisa dibilang sebagai tong sampahnya Karina dan begitu juga Karina yang sudah seperti tempat sampahnya Sesil. Mereka selalu saling curhat walau yah itu kadang ada satu dua yang bocor. Kontrakan Karina sudah terlihat begitu juga dengan mobil yang terparkir epik di depan pagarnya. "Itu kayaknya mobil bos deh," ucap Sesil dan Karina langsung melihat ke arah depan. Keningnya berkerut, ia benar itu mobil Bara. Dan pula pria itu nampak berdiri sambil menyender di samping mobilnya. Mereka sampai ke depan rumah, Bara beranjak mendekat ke arah mereka. "Malam Pak," sapa Sesil, Bara menggerakkan kepalanya membalas sapaan Sesil. "Kar, Gue pamit pulang ya. Assalamualaikum," ucapnya dan langsung memutar motornya. Karina hendak memanggil Sesil namun gadis itu sudah keburu mengegas motornya kabur. "Katanya Lo mau nginap," teriaknya dan hanya dibalas lambaian oleh temannya itu. Karina dengan malas jalan begitu saja melewati Bara, pria itu mengekor di belakangnya. "Bapak ngapain ke sini? Nggak salah rumah? Rumah mantan di sebelah tu," ucap Karina seolah sengaja memancing keributan. Bara menghela napas berat, ia cukup lelah dan Karina menambah rasa lelahnya secara psikologi. "Kamu marah sama Saya?" Karina mengendikkan bahunya. "Au ah. Pikir aja sendiri." Karina saja bingung kenapa dirinya bersikap begini. "Kamu marah karena pertanyaan tadi pagi belum Saya jawab?" tanya Bara yang ternyata memang sepeka itu. Mereka saling diam di depan pintu masuk. "Saya bukannya nggak mau jawab, tapi waktunya aja yang belum tepat," alasannya. "Dan waktu yang paling tepat itu kapan?" Ayolah Karina ini perempuan yang butuh kepastian, memang sih sudah dilamar tapikan dia belum mendengar langsung kalau Bara mencintainya dari mulut Bara sendiri. Bara meraih kedua tangan Karina. "Kalau Saya nggak cinta sama Kamu, kenapa juga Saya ngajak Kamu menikah?" Dan wajah Karina bersemu merah. Bukan pernyataan cinta yang romantis tapi jantung Karina saat ini rasanya ingin meledak. *********** #VOTE DAN KOMEN WOY YANG PANJANG, AUTHOR DEMEN BANGET BACANYA. #Makasih ya yang sudah doain author. Semoga semua doa baik kalian kembali ke kalian lagi. Aamiin. besok kagak Up kayaknya. soalnya bakal baku hantam lagi sama bos haha..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN