16.

1977 Kata

"Rasya... " panggil Aska dengan lirih. Pria itu melihat Sia telah berada di pojokan sofa tengah menjauhinya, Aska ingin meraih kembali tangan Sia namun tangannya segera ditepis gadis itu dengan kasar. "JANGAN MENDEKAT! Jangan sentuh aku lagi! Hiks hiks!" Sia menangis. Rasa cemas dan panik kini kembali melanda pikirannya mengingat dirinya hanya tinggal di rumah berdua dengan Aska. Aska sudah berani menyentuh bagian intimnya, bagaimana jika pria itu akan bertindak lebih nekat lagi setelah itu. Sia takut. Lebih baik Sia pergi. Ya, dirinya harus pergi meminta bantuan di luar untuk mengusir Aska. Pria itu harus pergi dari rumahnya. Sia segera membangunkan tubuhnya menuju pintu keluar, dan Aska yang menyadari niat Sia yang hendak pergi itu kemudian juga ikut bergerak menghentikan gadis itu deng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN