50.

1290 Kata

"Ni-nikah?! Tunggu, aku gak mau nikah. Aku gak mungkin nikah sama kamu, Aska!" tolak Sia dengan tegas yang lalu membuat pria di depannya itu tertawa. "Hahaha jangan melucu, sayang. Kamu lupa kamu lagi hamil anak aku. Tentu saja kita harus nikah. Kita harus mempercepat tanggal pernikahan kita, Rasya. Iya kan, pa-ma?" putus Aska sembari memegangi kedua pundak Sia saat menjelaskan kehamilan gadis itu, sebelum kemudian menoleh ke arah papa dan mamanya meminta persetujuan mereka berdua. Sia semakin melongo dibuatnya. Hamil? Hamil katanya? Sia bahkan tidak memiliki seorang pacar dan dia masih murni seorang gadis perawan, sebelum pria itu datang ke dalam hidup Sia dan dengan seenaknya merenggut ciumannya tentu saja. "Aska, kamu gila! Aku sama sekali gak hamil. Aku bahkan masih sekolah Aska. Da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN