Kenzi terdiam sejenak, pikirannya berputar cepat mencari jawaban yang tepat. Ia menunduk sebentar sebelum akhirnya mengangkat wajah dan berkata dengan suara pelan, “Shakira menginap di rumah orang tuanya sejak kemarin.” Dita, yang tampak curiga, menatapnya dengan tatapan tajam. “Benarkah? Apa kamu tidak berbohong?” tanyanya, nada suaranya tegas, seolah menuntut kejujuran dari putranya. Kenzi menarik napas panjang, lalu menjawab dengan lebih yakin, “Tidak, Bu. Untuk apa aku bohong? Dia memang di sana.” Dita memperhatikan ekspresi Kenzi sejenak, lalu perlahan mengangguk. “Syukurlah,” ucapnya, meski masih terlihat sedikit ragu. Setelah itu, Dita mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “Kami ke sini sebenarnya mau memberikan pesan, Ken. Kamu dan Shakira harus rukun, ya. Ingat, apa