"Kami pernah bertemu secara kebetulan di Bali," beritahuku atas pertanyaan Athaar yang merasa aku dan pria yang baru meneleponku akrab, dekat. “Kalau disebut akrab, tidak. Pak Dzaki baik, selain aku menghormatinya sebagai kerabat dekatnya Pak Sky.” Mobil Athaar berhenti di depan gerbang kontrakanku, aku melepas seatbelt tetapi tidak langsung turun. Melihatnya yang tetap menggunakan seatbelt membuatku merasa ia tidak akan ikut mampir. “Terima kasih, Aa.” Ucapku. Dia memberi anggukan, “aku langsung pulang,” Dia tadi bicara padaku jika akan mengatakannya malam ini. Aku jadi ikut memikirkan reaksi Ibu. “Siap enggak siap, aku tidak bisa menundanya lagi terutama berkas kami masuk besok.” “Bicaranya pelan-pelan, Aa.” “Ya, aku juga sudah beritahu Althaf selain Sea-Sky.” Sea dan Sky b