KEMALANGAN HANTU LELAKI

1108 Kata
Kisah misteri ke empat ini adalah sebuah cerita yang di alami Mandra seorang pedagang nasi goreng keliling. Mandra adalah seorang pemuda asal jawa yang mengadu nasib atau mencoba keberuntunganya merantau di bandung. Di usianya yang sudah menginjak 25. Tuhan belum memberikanya jodoh atau pasangan hidup. Maka dari itu Mandra giat dan gencar berdagang sambil cari jodoh. Seperti biasanya. Setiap pagi Mandra berangkat ke pasar, dia harus membeli apa bahan bahan yang akan dia olah untuk nanti ia jual kembali pada malamnya. Dari mulai ngeliwet(masak nasi), menyiapkan telur, menggoreng krupuk dan menyiapkan sayuran bahkan bumbu, Semuanya ia kerjakan sendiri. "Dra ..." panggil Bapak kontrakan pada Mandra yang baru saja selesai dengaan acara ngeliwetnya. "Iya, Pak." jawab Mandra. "Gimana dagang nasi gorengnya? rame?" tanya Bapak kontrakan. Mandra tertawa kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya begitulah, Pak. Yang namanya dagang, terkadang rame, malah kadang juga sepi." jawabnya. Beberapa jam berlalu kini waktu telah menunjukan jam 6 maghrib. lepas dari Maghrib Mandra segera mengisi gerobak nasi gorengnya dengan semua bahan dan peralatan yang ia butuhkan. "Berangkattt ..." Mandra melangkah mendorong gerobaknya keluar dari depan kontrakanya. Pada Malam itu rezeki mandra benar benar lancar jaya. Laksana air terjun mengalir dari tebing hingga jatuh ke dasarnya. Mandra sampai kualahan melayani banyaknya pembeli yang sampai rela mengantri untuk mendapatkan nasi goreng khas spanyolnya. "Laris manis tanjung kimpul. Dagangan habis duit kudu kumpul." ucap Mandra dengan pancaran senyum yang menghiasi wajahnya. Mandra mengecek jam pada handphone jadulnya. Dan waktu kini telah menunjukan jam 22:30. "Wah ... gak kerasa. Ternyata sudah malam juga." ucap Mandra. Mandra adalah seorang lelaki yang bukan penakut. Dia adalah seorang lelaki bernyali tinggi, layaknya Marcopolo pemberani dan tangguh. Sebelum pulang ke kontrakanya. Seperti biasa, Mandra akan mencuci piring bekasnya. "Bang ... " panggil seseorang yang tiba tiba saja berdiri di samping gerobak Mandra dan sukses membuat Mandra terkejut kaget. "Allahu akbar." Mandra yang kaget reflek mengambil srebet yang ada di pundaknya dan kemudian mengibaskanya secara kasar ke muka orang tersebut. "Aduh bang ... jangan maen sabet gitu donk!, kan sakit." ucap si lelaki sambil mengusap ngusap mukanya. Mandra sejenak terdiam dan memperhatikan lelaki yang sepertinya akan membeli nasi gorengnya. "Maaf, tadi saya kaget dan terbawa suasana. Saya kira tadi setan, eh ternyata bukan." ucap Mandra sambil nyengir kuda. "Bang ... saya pesan nasi goyeng satu ya." pinta si lelaki itu. Mandra tertawa terbahak mendengar permintaan si lelaki yang cedal itu. "Maaf, Bro. Gue gak jual nasi goyeng. Dari dulu ampe sekarang yang Gue jual itu nasi goreng." ucap Mandra yang kini kembali tertawa. "Iya, itu maksud saya bang." ucap si lelaki itu. "Gak ... nggak. Ngomong yang benar dulu sono. Ntar kalau udah bener, baru lo kembali kesini lagi!" titah Mandra sambil mengibas ngibaskan tangan mengusir si lelaki itu. "Bang ..." lelaki itu memanggil kembali. "Iya, kenapa lagi, Loh?" Mandra berkecak pinggang. "Saya setan lo bang, kok gak ada takut takutnya sih?" sang Hantu memberitahu jati dirinya, berharap Mandra ketakutan dan akan memberinya seporsi nasi goreng ala spanyolnya. Bukanya malah takut, Mandra malah semakin jengkel dengan ulah si lelaki yang tak di kenalinya itu. Madra melangkah menghampiri dengan amarah di dalam dadanya. Dan dengaan sekuat tenaga, Mandra mendorong lelaki itu hingga terjatuh ke tanah. "Bang ... kasar amat sih!, ingat bang! pembeli adalah raja." ucap Hantu itu yang menyerupai lelaki . "Eh ... eh ..eh. Lo nantangin Gue!" bentak Mandra. "Ampun bang jago, saya gak berani." Hantu lelaki itu melipat tangan dan menunduk takut pada Mandra. "Sekarang lo pergi jauh Sono! jangan pernah berani mendekat apalagi kalau elo blom bisa ngucapin nasing goreng dengan baik dan benar!" usir Mandra dan Hantu lelaki itu pergi dengan membawa kehampaan. Ke eskoan malamnya. Hantu itu kembali datang dan menghampiri Mandra yang baru saja di tinggal pergi para pembeli yang tadi sempat meramaikan tempatnya. "Bang ..." panggil hantu lelaki itu. Mandra bangkit dari duduk, dan segera menghampiri hantu lelaki itu dan kemudian mengusap wajah hantu lelaki itu dengan sangat kasar menggunakan lap srebetnya. "Ngucap salam ngapa!" Mandra menjambak dan mengguncang guncang kepala si hantu lelaki dengan sekuat tenaganya. "Iya, bang. Maaf. Saya lupa." jawabnya. "Mau ngapain lagi Loh, hah?" bentak Mandra. Hantu itu lelaki itu terlihat murung setelah mendapat perlakuan kasar dari Mandra. "Saya kesini mau beli nasi goyeng bang." jawab si hantu lelaki itu. "Kagak ... ! Gue sudah bilang sama Lo, jangan pernah datang dimari kalau belum becus ngomong nasi goreng, Paham!" bentak Mandra kembali dan kemudian Mandra menendang p****t hantu lelaki itu hingga jatuh tersungkur. Hantu lelaki itu bangkit dengan wajah sedih dan meneteskan airmatanya. Sungguh kejam ... baru kali ini hantu gak ada harga dirinya sama sekali. Sang Hantu kini menghilang dan raib bagai hilang di telan bumi. Ke esokan harinya. Si hantu lelaki itu tidak menampakan batang hidungnya pada Mandra. Ternyata eh ternyata, si hantu lelaki itu terlihat sedang giat berlatih mengasah kemampuan lidahnya agar segera fasih dalam mengucapkan nasi gorengnya. "Nasi goyeng ...100x." si hantu lelaki itu mengucapkan kata itu beratus ratus kali. Hingga pada akhirnya Hantu lelaki itu merasa lelah dan tertidur. Seminggu berlalu. Kini latihan tekun yang di barengi kesabaran, telah membuahkan hasil. Si hantu lelaki kini telah fasih dalam mengucapkan kata nasi gorengnya. "Pokonya, kalau nanti si abang Mandra nanya sama aku mau beli apa, maka akan langsung aku jawab 'nasi goreng'." ucap si hantu lelaki dengan semangatnya yang menggebu gebu. "Samlekom, bang Mandra." sapa si hantu lelaki dengan sangat percaya dirinya. Mandra yang baru selesai mencuci piring, kini terlihat sedikit agak tenang dan santai. "Lekomsalam." jawab Mandra. "Wah ... kayaknya lo dah berlatih keras." tebak Mandra. "Kok bang Mandra bisa tahu?" tanya hantu lelaki itu heran. "Tahu lah! muka lo pucat, kaya orang nangung bulan." ejek Mandra. "O ya, mau ngapain loh datang dimari?" Mandra mengetes si hantu lelaki itu. Si hantu lelaki itu kini terlihat mantap untuk menjawabnya. "Saya kesini mau beli nasi goreng bang!" tegas si hantu lelaki itu dengan membususngkan d**a merasa bangga. "Oh ... bagus." Mandra terlihat puas dengan jawaban fasih sang hantu. Mandra melangkah mengelilingi si hantu yang masih berdiri dengan bangganya. Dan terpikir di hati Mandra untuk mengajukan satu pertanyaan lagi pada si hantu. "Oh, eloh mau beli nasi goreng. Terus, minumnya apa?" tanya Mandra. "Minumnya ... minumnya es jeyuk aja bang." jawab si hantu lelaki itu. Mandra marah dan merasa tak terima. Karena dalam seumur hidupnya dia tak pernah menjual es jeyuk melainkan es jeruk. "Maksud Lo apa? eloh ngejek gue, hah? yang gue jual itu es jeruk, kenapa lo ngejek ngatain es jeyuk." Mandra marah langsung menarik kerah si hantu lelaki itu. "Kita gulet aja, dah. Lama lama gue enek juga liat muka loh." Mandra menghajar hantu lelaki itu hingga babak belur dan tak sadarkan diri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN