Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sudah dua minggu berlalu sejak insiden itu terjadi. Akhir pekan ini Ben tengah berada di rumah sakit sang ayah untuk menerima project sampingan renovasi rumah sakit. Di kantor ia benar-benar tak diberi akses untuk mengerjakan apapun. Hal itu membuat Papi Ray khawatir, cepat atau lambat, jika sentimen itu berlanjut, Ben akan kehilangan pekerjaannya. Sebagai salah satu petinggi di rumah sakit, papi Ray mencoba mengajukan untuk merenovasi beberapa bagian di rumah sakit agar lebih nyaman untuk para pasien. Tentu saja ia mengajukan itu agar Ben bisa memiliki pekerjaan sampingan. Ben pun menyadari, saat sang ayah memberitahu tentang pekerjaan itu, ia tahu itu adalah salah satu usaha sang ayah membantunya. Walau mereka anak dan pemilik perusahan konstruksi besar, tapi tetap saja tak bisa