Mencari Orin

1024 Kata

Namun di tengah kebahagiaan itu, ada perasaan hampa, tidak ada seorang pun yang menunggu dan menjaganya. Dia seorang diri. Dengan tangan yang masih dalam keadaan diinfus, Orin menggendong satu bayi, membiarkan bayi lainnya tergeletak di bed sisinya. Dua suster menatap dnegan senyum. Air mata Orin menetes tepat di pipi putranya. Lalu mulut kecil itu mengulumm cepat seperti mengemut sesuatu. Orin mengusap kepala yang ditumbuhi rambut lebat dengan elusan lembut. Jantungnya berdesir hebat. Inilah kedua kalinya ia jatuh cinta. Melihat wajah imut nan menggemaskan, hati Orin basah. Air mata terus menitik. Tidak pernah ia menyangka bahwa hatinya akan sebasah ini saat menyaksikan bayinya terlahir ke dunia. Dan sekarang ia benar- benar telah merasakannya. Eh, tapi bayinya itu mirip siap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN