Segera mereka membersihkan diri ke kamar kecil. Kemudian Orin buru-buru membereskan meja Osman yang seidkit berantakan, termasuk mengelap kopi yang mengotori meja. Ketukan pintu dari luar berdurasi makin cepat. Lalu knop pintu diputar, namun tidak berhasil karena posisi dalam keadaan terkunci. Orin buru-buru merapikan rambut dan kemejanya. Lalu menoleh ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup, Osman ada di dalam sana. Setelah itu, ia bergegas membuka pintu. Keningnya mengernyit melihat sosok yang datang, Ikmal. Apakah tidak salah, seorang bos malah mendatangi bawahan begini? "Kau di sini?" Wajah Ikmal merah padam. "Iya." "Kenapa pintunya dikunci?" Ikmal nyelonong masuk. Matanya liar mencari ke sana sini. "Bapak cari apa? Kenapa nyarinya sampai begitu?" Orin keheranan me