Arini meraih ponselnya, ia membaca semua pesan yang masuk dari ketiga sahabatnya, juga dari Fathan. 'Rin, aku tidak tahu apakah suatu kebenaran apa yang dikatakan Om Abi, kalau dia adalah suamimu. Tapi, yang aku tahu dengan pasti Rin, tidak ada yang berubah pada hatiku. Aku masih tetap mencintaimu, mengharapkanmu. Entah kenapa ada keyakinan dalam hatiku, kalau pernikahan kalian, bukanlah pernikahan sebagaimana mestinya sebuah pernikahan yang didasari cinta. Aku akan tetap berusaha mendapatkan cintamu Rin ... Aku cinta kamu Rin ... sangat mencintaimu.' Itu pesan dari Fathan Effendi. Arini terdiam sesaat. 'Kak Fathan, ingin ... ingin sekali aku membalas cintamu, andai aku bisa. Tapi sayangnya, hatiku sudah terjerat pada orang lain, maafkan aku, KakFathan,' batin Arini. Dibuka pesan