Setelah mengantarkan Evan, Eva mengemudikan mobilnya menuju bangunan yang selama ini ia datangi. Gedung itu tidak lain dan tidak bukan adalah gereja yang selalu membuat dirinya tenang. Setelah memarkirkan mobilnya, Eva pun turun dan berjalan memasuki gereja. Para pendeta yang berada di sana tersenyum ketika melihat kedatangan Eva. Mereka cukup mengenal Eva, karena perempuan itu tetap menyumbangkan sejumlah uang untuk merenovasi gereja agar telihat lebih baik.
Setelah mengucapkan salamnya, Eva berjalan ke kursi panjang yang berada di depan dan duduk dengan tenang di sana. Ia mengembuskan napasnya dan menggenggam kedua tangannya lalu memejamkan matanya.
Dalam batinnya, lantunan doa ia syairkan untuk kebahagiannya, kebahagian Evan, kebahagian Dave, dan kebahagiaan keluarganya.
Setelah b
