Sekar seolah tidak ingin mempercayai bahwa kekasihnya akan memilih wanita lain sebagai pendamping hidupnya, bukannya wanita itu tidak ingin sang kekasih yang menjadi pilihannya tapi dia belum bisa memilih pria itu sebagai pendamping hidupnya karena dia telah memiliki suami, tidak bisakah pria itu menunggunya?.
"Kak, Zulka, "Lirihnya.
"Sudah, Sekar. Bukankah aku telah mengatakan padamu, aku tak akan menagih janjimu, kau tak bisa bersamaku aku telah merelakanmu, Sekar. Karena itu relakan aku!" Jelasnya. Air mata menggenang dipelupuk wanita itu, dia sungguh tidak rela bila wanita lain memiliki kekasihnya, tidak ada yang tau siapa sebenarnya Zein, tapi Sekar tau pria itu bukan pria biasa mahkota yang dikenakannya juga bukan mahkota biasa, baginya tidak ada yang pantas mendampingi hidup pria itu selain dirinya.
"Kak, Zulka. Aku mencintaimu," Gumamnya. Pria itu hanya bisa menghela nafas, dia bukan tidak tau perasaan wanita itu dia sangat tau tapi dirinya juga merasa sakit kalau melihat wanita itu bersama pria lain, mungkin terkesan egois tapi pria itu telah memilih merelakan ratunya bersanding dengan raja lain dan dia akan menjdikan gadis lain menjadi ratunya meski bukan ratu hatinya.
"Kembalilah, Sekar!" Serunya. Wanita itu hanya mengangguk tapi sebelum pergi terlebih dulu dia mendekati kekasihnya lalu....
Cup...
Dia mengecup bibir sang kekasih lalu beralih memandang Arsy.
"Kak, Zulka. Adalah milikku, jaga dia aku akan mengambilnya suatu hari nanti," Ucapnya setelah itu dia berbalik dan pergi meninggalkan mereka berdua. Hati Arsy terasa tercubit mana bisa dia akan mengembalikan dia pun mencentai pria itu hatinya bukan mainan dia tidak akan melepaskan pria yang paling dicintainya, dia tidak akan perduli meski harus berhadapan dengan seorang ratu.
****
Dada Zein terasa sesak bukan karena lukanya tapi karena hatinya kembali terluka, seandainya Sekar tau dia juga tidak ingn melakukan ini, tapi dia harus melakukan ini tidak mungkin dia melajang seumur hidup, didalam hati yag terdalam dia hanya ingin bersanding dengan ratu Sekar.
"Zein, "Panggil Arsy.
"Arsy. Bisakah kau ambilkan baju untukku?" Pintanya.
"Untuk apa? bukankah bajumu yang ini sangat bagus? kau terlihat seperti seorang raja," Komentarnya.
"Aku tak suka, sudah ambilkan saja setelah itu kita harus pergi!" perintahnya.
"Ya baiklah," Sewotnya. Setelah itu gadis itu pergi. Zein tersenyum getir memperhatikan kekasih barunya.
"Dia tidak akan bisa menggantikan posisimu dihatiku, Sekar,"Batinnya.
"Ini," Aesy menyerahkan sepasang baju yang lebih sederhana. Pria itu pun menerimanya.
"Keluarlah!" Serunya.
"Kau mengusirku?" Tanyanya.
"Kau ingin melihat aku telanjang?" Tanyanya balik. Gadis itu hanya nyengir kemudian pergi meninggalkan pria itu sendiri.
God's representatif
Ratu Sekar berjalan menyusuri koridor istana, matanya terlihat sembab karena dia habis menangis.
"Kau baru diputus selingkuhanmu," Kata seorang wanita entah darimana. Sekar menoleh mencari keberadaan asal suara itu, dia menemukan ratu Anasya tersenyum picik kearahnya.
"Kau tidak perlu pura-pura padaku! kau menghianati sang raja dan kau akan dihukum mati," Ancamnya. Sekar tidak menjawab dia malas meladeni omongan Ratu yang sok itu menurutnya.
"Kaulah yang akan dihukum karena menuduh orang sembarangan ratu, Anasya," Katanya kalem. Ratu Anasya benar-benar kesal pada ratu Sekar.
Ditempat lain Zein sudah siap dengan penampilannya yang sederhana, dia menyerngit saar nyeri itu kembali terasa, tiba-tiba dia mendengar orang-orang berbicara diluar kamarnya.
"Ya, Ratu Anasya dan ratu Sekar bertengkar".
"Katanya Ratu Sekar berselingkuh".
Dia tidak ingin lagi mendengar gosip itu, diapun memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Ratu Sekar dan Ratu Anasya sedang ribut, kau harus kesana,Zein! Ratu Anasya itu punya kekuatan aneh, dia bisa melenyapkan orang tanpa ada yang tau," jelas Arsy.
"Baiklah," Jawabnya. Tanpa memperdulikan rasa sakitnya, pria itu berlari menemui sang pujaan hati, Arsy tersenyum miris karena pria itu seolah melupakan dirinya.
"Apa yang kau lakukan disini? ayo kejar dia! Zein, calon suamimu," Kata kakek Iruga, seakan menemukan semangat baru Arsy pun menggangguk lalu berlari mengejar sang kekasih.
****
Raja Warui dan Ratu Yufa sedang ngobrol berdua tiba-tiba salah seorang prajurid datang.
"Ampun yang mulia," Katanya sopan.
"Ada apa prajurit?" Tanya sang Raja.
"Yang mulia Ratu Sekar dan Ratu Anasya sedang ribut besar," Jelasnya.
"Rajaku, pasti ini karna ratu Anasya terus menuduh pria itu sebagai selingkuhannya," Komentar ratu Yufa.
"Baiklah prajurid kau boleh pergi!" Peritah sang raja. Kemudian prajurit itu pergi.
***
"Berani sekali kau bicara begitu padaku ratu kecil," Hardiknya. Ratu Sekar hanya tersenyum sinis.
"Kenapa? aku benarkan? dengar ratu Anasya! aku sudah katakan dia itu kakakku, dan aku akan melindunginya aku tidak akan membiarkan siapapun lagi membuatnya terluka termasuk dirimu," Tegasnya. Ratu Anasya benar-benar murka, dia mengeluarkan sesuatu dari tangannya , suatu kekuatan yang sudah dipastikan akan mampu membinasakan orang. Wanita itu mengarahkannya pada Ratu Sekar dan terlihat ratu tersebut tidak siap atau memang tidak mengerti tentang hal semacam itu.
Duar...
Ledakan besar terjadi akibat benturan dua buah kekuatan, Sekar nampak terkejut melihat sesuatu yang sangat menakutkan diatasnya dan hampir mengenaiknya.
"Ratuku...!"Teriak sang Raja yang melihat benturan dua kekuatan itu tepat didepannya, raja Warui segera menghampiri ratunya.
Ratu Anasya juga nampak terkejut melihat ada yang bisa menangkis serangan itu, dia melirik rajanya dia berfikir bahwa bukan pria itu yang melakukannya, karena meski seorang raja dia tidak mampu menandingi kekuatan yang satu itu.
Zein menyerngit memegangi dadanya yang terasa sangat sesak dan nyeri dia baru saja mengeluarkan kekuatan Raiton Soranya untuk menangkis serangan ratu Anasya.
"Zein. Kau tidak apa-apa?" Arsy khawatir. Pria itu hanya menggeleng lemah, matanya masih menatap tajam kearah istri kedua raja Waru.
Ratu Anasya sudah siap berekting untuk menarik simpati suaminya, namun ternyata pemikirannya salah, suaminya jutru menghampiri ratu Sekar.
"Apa yang terjadi yang mulia, apa itu barusan?" Tanya dengan nada gemetar karena takut. Raja Warui langsung memeluk istrinya agar dia tidak merasa takut lagi. Setelah itu dia mendelik tajam pada ratu Anasya.
"Apa lagi yang kau lakukan ratu Anasya?" Tanyanya marah. Istri kedua tersebut nampak sock dia tidak menyangkan suaminya akan membentaknya dan malah membela ratu Sekar.
"Yang mulia, ini kesalahan ratu Sekar. Aku hanya menegurnya karena dia berani menemui selingkuhanya," Kilahnya.
"Aku rasa dinda Anasya terlalu berlebihan, pria itu saudaranya, jadi wajar dinda Sekar menemui saudaranya, lagi pula bukankah pria itu sudah menyelamatkan nyawa pangeran Ryusuke," Kali ini Ratu Yufa yang angkat bicara. Ratu Anasya nampak sangat kesal melihat ratu kecil itu selalu dibela.
Apakah yang akan dilakukan ratu Anasya berikutnya?