26. Di Hari Peresmian

1848 Kata

Kanaya tidak hentinya menghela napas panjang. Untuk mengurangi rasa gugup yang tiba-tiba hadir melingkupi. Membuatnya yang sebelumnya santai karena ia pikir, ia tidak akan gugup. Menjadi merasakan satu hal yang tidak karuan. Kanaya pikir, karena ia dan Abimanyu terikat tanpa perasaan mendalam. Perasaan semacam ini tidak akan hadir. Semua akan berjalan dengan lancar sebagai bentuk formalitas saja. Tapi kenyataannya tidak demikian. Mau bagaimanapun juga. Mau apapun alasannya keduanya harus terikat. Rasa gugup itu tetap hadir. Membuatnya tidak tenang karena sejak tadi jantungnya berdebar kencang. Tubuhnya gemetaran dan ada kekhawatiran lain yang membuatnya tidak bisa tersenyum. Seorang perias yang memang dipilihkan Ibu untuk meriasnya pun sampai tersenyum geli. Menatap wajah gugup Kanaya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN