Sadistic 11

1071 Kata
"Apa kau menawanku di sini?" Tanya Eve. "Selamat pagi juga Miss Hunter! Oh, dan aku tidak menculikmu jika itu yang kau khawatirkan, aku hanya menyelamatkanmu dari kejaran polisi." ujar Adam dan membuka gorden kamar membiarkan sinar matahari masuk ke dalam. "Bukan aku yang membunuh Kevin, tapi kau!" Cecar Eve yang masih terduduk di atas ranjang. "Tapi sekarang kau adalah subjek utama atas kaburnya diriku dari penjara, jadi, polisi bisa saja menahanmu setelah mengetahui keberadaanmu beberapa hari di rumah Kevin." balas Adam, menyiapkan handuk dan baju bersih kepada Evelyn yang ia ambil dari dalam lemari di kamar itu. "Mandilah Evelyn, aku tidak akan menawanmu seperti yang Ayahmu dulu lakukan kepada Ibumu." tukas pria itu meletakan handuk di atas ranjang, Eve menatap handuk dan pakaian tersebut lalu pandangannya kembali beralih ke pria itu. "Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa otak indahmu itu berpikir, aku akan menyekap dan memperkosamu selama kau berada di sini?" Ujar Adam meremehkan. "Oh ayolah, aku bukan tipe pria seperti itu. Lagi pula, ini bukan n****+ drama psikopat seperti Adrian dan Alexandra. Ini lebih sadis dari pada itu...." tambahnya dengan nada pelan tapi penuh dengan penekanan. Evelyn bergidik ngeri, Adam membelakanginya sambil menggulung sebuah tali yang entah untuk apa. "Kau mau mandi atau aku yang memandikanmu?" Adam menoleh ke belakang ke arah Evelyn, ditatap tajam seperti itu membuat tubuh Eve membeku dan ngeri. Ia segera menyambar handuk dan pakaian lalu beralih ke kamar mandi dan menutup pintunya rapat-rapat. Evelyn memegangi dadanya sendiri saat berada di dalam kamar mandi. Bersandar di daun pintu berharap Adam Rig tak mengikutinya atau sedang mengintipnya mandi dengan bertelanjang tubuh. Evelyn memastikan bahwa pintu tertutup rapat dan terkunci, lalu ia berbalik menatap sekeliling kamar mandi, berharap tidak ada lubang di sekitar meski ia tahu Adam bukan tipe pria murahan yang gemar mengintip wanita mandi. Sejenak terlintas di pikiran Eve rumah yang sepertinya seluruhnya terbuat dari kayu ini milik siapa. Tapi tetap saja, Eve harus berhati-hati. Evelyn buru-buru mandi, membuka pakaian yang ia kenakan semenjak dari rumah Kevin. Menyibakkan benda mengerikan yang menjadi saksi bisu meninggalnya Kevin dengan cara tak wajar, Evelyn membuangnya jauh-jauh. Tak lama ia dengan acara mandinya, karena Eve sedikit khawatir. Setelah ia memakai pakaian yang diberikan Adam tadi, Evelyn mengendap keluar perlahan. Mengintip di balik pintu dan ternyata ruangan itu kosong, namun pintu keluar terbuka dengan lebar. Adam mungkin tidak berbohong, bahwa dia tidak akan menawan Evelyn. Pintu keluar itu mungkin adalah sebuah petunjuk bagi Eve untuk keluar dari kamar, jadi, Evelyn akhirnya melangkah keluar dari kamar itu. Yang anehnya, kamar itu sama persis seperti dalam mimpinya tadi. Bedanya, sekarang tidak ada Adam atau seorang pun mengejarnya. Seperti De Javu, seolah Evelyn pernah melalui ini sebelumnya dan berharap yang menantinya di ujung lorong sana bukan seperti yang ada di dalam mimpinya. Semoga saja... Evelyn melangkah menelusuri lorong, anehnya, lorong ini tidak terlalu jauh seperti yang ada di dalam mimpinya dan tidak terlalu lamban seperti mimpi. Meskipun begitu, masih terbesit di pikiran Evelyn apa yang menantinya di dalam sana. Evelyn melihat sebuah pintu, pintu kayu yang sama persis di dalam mimpi itu. Jemarinya meraih gagang, namun enggan membukanya karena takut yang ada di mimpinya terjadi. Terlebih pada Ayah kandungnya sendiri, tapi, rasa penasaran Eve selalu besar. Mengalahkan logika dan keamanannya sendiri, jadi, Eve putuskan tetap akan melihat di dalam pintu tersebut. Perlahan, jemari lentiknya memutar gagang pintu. Sangat pelan hingga tak menimbulkan suara sedikit pun, lagi-lagi ia mengintip. Dan rasa syok bercampur terkejut itu kembali memenuhi otaknya, belum habis perasaan takut setelah Adam menyayat daging Kevin yang membayangi kepalanya, kini ia dihadapkan oleh kengerian yang lain. Evelyn menutup mulutnya, hampir berteriak. Namun Adam segera mengetahui kehadiran Evelyn di ruangan pribadinya, pria itu menoleh kearah Evelyn berdiri dengan raut wajah takut dan kedua mata yang berkaca-kaca. Dan langsung berlari dari sana... Adam yang merasa acaranya terusik segera menyingkirkan sebuah tubuh wanita dari mejanya, tubuh telanjang tak bernyawa itu kemudian berguling dan terjatuh begitu saja ke bawah lantai. Lalu, Adam memakai celana dan pakaiannya menyusul Evelyn. Melihat Evelyn menyudutkan diri di sudut ruangan terduduk di atas lantai membelakangi Adam. Mendengar kehadiran Adam, Eve melemparkan sebagian benda yang ada di sana. Seperti meja kayu yang lumayan berat dan lampu nakas. "Menjauh dariku kau psikopat gila!!!" Cecar Evelyn, sementara Adam hanya tersenyum menggelengkan kepala. Nafas Evelyn hampir habis, dalam satu hari ia melihat Adam Rig menampilkan sisi sadisnya. Sebelumnya pria itu memakan daging paha seorang detektif yang mungkin juga seorang psikopat sepertinya, dan sekarang, pria itu meniduri mayat wanita yang telah memucat dan putih kulitnya. Ini semua benar-benar gila, benar-benar di luar batas kewarasan Evelyn. Seperti yang terlihat, Adam Rig adalah seorang Psikopat cerdas dengan sopan santun dan ramah tamah yang tinggi. Tapi, baru kali ini Eve melihat kegilaan dan ketidakwarasan Adam Rig yang hampir membuat Evelyn menjadi gila juga. "Kau terlalu naif Miss Hunter... ...apa kau tidak ingat, masa kecilmu juga dipenuhi kengerian? Bahkan kau mematahkan kaki temanmu hanya karena sebuah kesalahan, hmm?" Ucap Adam Rig, pria itu menuju sisi ranjang, entah apa yang dilakukan. "Dan jika bukan karena Ibumu, mungkin sekarang kau telah menjadi Psikopat seperti Ayahmu. Adrian...." Adam menyeringai. Evelyn membenci seringaian itu, meski tubuhnya masih bergetar karena adegan Adam dengan mayat tadi. Eve mengepalkan kedua tangannya, Adam seperti meremehkan silsilah keluarganya, meski Eve sadari itu hanya permainan pikiran Adam yang menyudutkan seseorang. Dan Adam berhasil melakukannya, Evelyn mulai emosi dan menyerang Adam secara tiba-tiba. Adam yang sudah mengetahui gerak-gerik Evelyn akhirnya menangkap tubuh ringkih yang sedang berusaha memukul dan menamparnya itu, cukup sulit untuk gadis mungil yang selalu aktif dan energik seperti Evelyn. Pada akhirnya, Adam berhasil membawa Evelyn keatas ranjang dan dengan gerakan cepat mengikat kedua tangan gadis itu dengan tali tambang meskipun Eve tetap berontak. "Aku akan menjawab pertanyaan dasarmu?" "Mengapa ada kata 'Rig' di belakang namaku seperti Ayah angkatku dulu." Adam membungkuk, menyesuaikan jarak antara wajahnya dan wajah Evelyn sedekat mungkin, sehingga Eve dapat merasakan deru nafas pria itu tepat di wajahnya. "Karena kami selalu menggunakan tali tambang untuk mengikat korban..." "...dan sepertinya, kini aku mulai memikirkan sesuatu hal...." "...bagaimana jika kita melakukan seks bertiga dengan wanita tadi? Aku tidak sabar melihat kalian berdua saling berciuman." kata Adam seraya menyeringai lebar lalu meninggalkan Evelyn terikat di atas ranjang. Melihat Adam menggagahi sebuah mayat sudah membuat lututnya melemas, dan sekarang pria itu berniat mengambil jasad wanita itu lagi dan memasangkannya dengan Evelyn. Evelyn berteriak sekencang mungkin, saat Adam keluar dari kamar dan perasaannya semakin menggila karena kegilaan Adam yang telah menghancurkan hidupnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN