Sadistic 10

984 Kata
Derap langkah berat menelusuri rumah kayu yang terlihat sangat berantakan, membuka pintu pagar dan menelusup masuk ke dalam rumah. Keadaan di dalam rumah pun sama berantakannya, benda-benda tidak terawat dan tidak tertata rapi. Melihat sebuah pintu kamar yang terbuka, ia menengoknya. Kamar itu sangat kacau, terlebih lagi ada tetesan darah di sudut ruangan dengan borgol menyangkut di sisi ranjang. Sebelum pihak berwajib mendatangi tempat kejadian ini, ia segera berkeliling. Menuju dapur yang terlihat ada sedikit kabut asap mengebul, ia membuka pintu dapur. Sedikit kacau meski meja makan terlihat rapi dengan sajian makan malam masih ada di meja makan. Ia mengernyit, ada aroma yang tidak beres di dapur ini. Dan semoga saja itu bukan aroma putrinya dan ia tahu Kevin bukanlah bagian dari kaumnya, tapi, siapa yang bisa menduga jika Adam Rig mampir kemari dan membuat kekacauan ini. Insting berburunya masih sama seperti dulu, ia beralih ke sebuah tirai lalu membukanya. Ia menarik nafas, Terlihat sebuah jasad bertelanjang tubuh dengan begitu pucat. Bukan pucat karena jasad itu sudah mati, melainkan lebih buruk lagi. Ia mati kehabisan darah, menyebabkan seluruh tubuhnya benar-benar menjadi putih tanpa adanya cairan darah lagi. Dan paha sebelahnya telah tersayat dagingnya. Ia mengernyit heran. Dan kini ia benar-benar yakin bahwa semua ini adalah ulah Adam Rig, dan ia bisa bernafas lega dan bersyukur aroma ini bukanlah aroma daging milik Putrinya. Tapi, Tetap saja sekarang ia kehilangan Evelyn lagi. Dan sialnya Eve kini bersama kanibal itu, Adrian menghembuskan nafas kasar. Wajahnya benar-benar marah dan segera keluar dari rumah itu mencari Putrinya. Selang tak lama kemudian, petugas tiba di rumah itu. ... Evelyn berlari menelusuri lorong-lorong yang tak kunjung usai, suara desahannya menggema dan ia tak kunjung menemukan jalan keluar. Ia sendiri tidak mengerti ia sedang lari dari apa, namun yang ia tahu pasti, ada sesuatu yang mengejarnya di balik kegelapan yang terus mendatanginya dari belakang. Sehingga Evelyn terus berlari... Wajahnya pucat dan keringat dingin membasahi tubuhnya, ia ingin memanggil Ayahnya. Meminta maaf kepada pria itu karena tak mengindahkan nasihatnya dulu, bahwa menjadi jurnalis bukanlah ide yang bagus bagi masa depan Evelyn apalagi bertemu dengan Adam Rig. Namun semua sudah terlambat, Kini kedua kakinya hanya bisa berlari dari kejaran orang-orang. Polisi, detektif gila dan kanibal yang terus membuntutinya dan mengubah hidupnya menjadi seperti ini. Memporak-porandakan hidup Evelyn menjadi hancur hanya karena ia mendatangi sebuah sel yang seharusnya tidak ia temui pemiliknya dulu. Evelyn terjatuh... Ia ingin menangis, namun Ayahnya selalu mengajarinya untuk tidak menjadi gadis yang lemah. Meskipun pikirannya kini telah di permainkan oleh Adam, ia tidak boleh menyerah dalam keadaan apapun. Meski kini kedua lututnya terasa lemas dan kedua tangannya bergetar hebat tak kuat lagi berlari, ia harus tetap berdiri. Evelyn berdiri, Berjalan tergopoh-gopoh. Sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah titik terang, ia tersenyum. Benar apa yang dikatakan Ayahnya, bahwa ia tidak boleh lemah dan gampang menyerah. Evelyn membuka sebuah pintu yang menyebabkan cahaya yang besar menyilaukan pandangannya. Namun saat cahaya itu mulai redup, ia baru menyadari apa yang telah ia buka. Ia telah membuka sebuah pintu kematian, untuk dirinya dan untuk keluarganya. Evelyn menutup mulutnya dengan kedua tangannya sendiri, menjerit tak percaya apa yang tengah ia lihat dengan kedua matanya saat ini. Eve berteriak, menjerit sekeras-kerasnya dan menangis. Ia menyesal telah membuka sebuah pintu dan memberikan akses kepada monster itu masuk ke dalam hidupnya. Menghancurkan keluarga dan orang-orang terkasihnya. Eve terjatuh di lantai, lemas. Memohon untuk tidak melanjutkan perbuatan keji itu meski Eve harus memohon dan rela melakukan apa saja demi keselamatan keluarganya. Ia melihat seorang pria tergantung silang di dinding, kedua tangan terikat keatas dan kedua kaki terikat di bawah. Dengan wajah lemas dan darah mengotori. Dan yang paling keji, pria yang tengah sibuk mengorek bagian perut pria terikat itu nampak santai. Tak perduli meskipun pria terikat itu kesakitan dan hampir menemui ajalnya, namun pria itu tak mengijinkan si pria terikat itu mati dan malah membiarkannya menikmati rasa sakit. Pria itu menaruh usus yang masih segar ke sebuah piring, seolah itu adalah makanan pembuka dan Evelyn mual melihatnya. Eve memuntahkan seluruh isi perutnya melihat kejadian itu. Dan yang lebih menyayat hati, pria yang dengan santainya mengambil usus dan kini organ dalam tubuh itu adalah Adam Rig. Ia menyeringai ke arah Evelyn yang terduduk di lantai sembari memegangi perutnya yang mual. Eve menatap miris ke arah Adam. Mengumpat kasar pada pria itu meski dengan nada pelan karena rasa mualnya yang mengganggu, sementara Adam, dengan santainya menyayat kulit dan daging dengan perlahan-lahan. Seolah itu adalah makanan mahal dan sangat sulit mendapatkan daging dengan kualitas bagus. Sementara pria yang terikat hanya bisa menatap Evelyn ketika ia hampir kehilangan nafas terakhirnya, Eve menatap sedih dan ingin menjerit menangis. Meminta maaf kepada pria itu karena sudah membawa monster itu ke kehidupan keluarga mereka yang sudah bertahun-tahun ini begitu aman dan harmonis. "Daddy, maafkan aku...." jeritan pilu Evelyn bagaikan alunan merdu di telinga Adam. Tak lama kemudian, Adam yang sudah jengah melihat drama Ayah dan anak itu akhirnya mengambil sebuah pedang. Lalu, menggorok leher Adrian dan merampas kehidupan pria yang juga dulu merampas Ayah angkatnya. Evelyn menjerit membabi-buta... Tak henti-hentinya meneriakan nama Ayahnya yang telah mati di tangan Adam. Saat itu juga Adam langsung menarik perut Evelyn dan membawanya keluar dari ruangan itu. Evelyn berontak namun genggaman Adam pada tubuhnya lebih kuat dari dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya Adam menutup pintu itu untuk selamanya seolah memperingatkan Evelyn agar tidak terlalu terikat kepada keluarganya lagi. Hanya Adam, Hanya Adam Rig yang memilikinya sekarang... Bukan Adrian, bukan Alexandra dan bukan Adiknya Jason. Evelyn menjerit saat terakhir kali melihat Adrian sebelum wajahnya terhalang oleh pintu yang tertutup, dan itu adalah hal yang paling mengerikan yang pernah ia lihat dari sosok Adam Rig. ...... "Hah...." Evelyn terbangun dari mimpi buruknya. Sekujur tubuhnya bermandikan keringat dingin dan suhu tubuhnya mulai panas, itu terasa seperti kenyataan, bukan mimpi. Nafasnya masih berderu, saat sebuah pintu terbuka dan menampilkan sosok Adam Rig yang baru saja menari di mimpi buruknya. Seketika pikiran aneh tertuju pada Adam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN