"Hey, bangun!"
Evelyn menghirup nafas dalam-dalam, saat Kevin menyiram wajahnya dengan air dingin dan air sedikit masuk ke dalam saluran pernafasan Eve. Gadis itu terbatuk, berusaha bangun namun borgol di tangannya menghalangi niatnya. Eve mendesah, mengingat kedua tangan dan sebelah kakinya masih terikat dengan borgol.
Wajah dan rambutnya menjadi basah, Evelyn mencoba menetralkan nafasnya. Karena Kevin telah berkacak pinggang berdiri menjulang di hadapannya dan mungkin akan menyiksa Evelyn lagi jika ia tidak menurut, jadi Eve bangun dan hanya bisa terduduk di lantai yang juga basah karena air. Tubuhnya sedikit menggigil setelah air mengganggu kulitnya yang semalaman berada di lantai yang dingin, belum lagi perih di pahanya belum menghilang.
Wajah Evelyn mulai pucat, meskipun begitu, dia adalah gadis yang kuat. Sama sekali tidak menangis dan mengeluh.
"Di mana kekasih kanibalmu itu? Dia tidak muncul, apa kau sama sekali tidak berharga baginya?" Cecar Kevin, Eve menatap tajam ke arah pria gila itu.
Tentu saja Evelyn tidak seberharga itu diselamatkan oleh seorang pembunuh kanibal seperti Adam Rig.
Evelyn menyunggingkan senyum, menampilkan deretan giginya dan itu mulai membuat Kevin kebingungan.
Gadis itu akhirnya tertawa, pada awalnya tawa itu terdengar kecil. Namun lama-kelamaan menjadi nyaring seolah mengolok Kevin yang berharap akan kedatangan Adam.
"Apa yang kau tertawakan?!" Tanya Kevin, suaranya mulai meninggi.
"Kau berharap seorang Adam Rig akan datang menyelamatkanku setelah menyakitiku, itukah yang kau harapkan?" Ujar Eve mencemooh Kevin, ia tertawa layaknya orang gila. Katakanlah ia sudah gila, hidup di kota ini ia seperti di kelilingi psikopat dan manusia yang tidak waras, seperti Kevin yang tergila-gila pada pekerjaannya hingga menghalalkan segala cara, termasuk tega menyakiti Evelyn.
Aaaarrrghhhh.....
Evelyn tiba-tiba menjerit nyaring, Kevin menginjak paha Eve yang terikat oleh kain dan akhirnya mengeluarkan darah segar lagi dari sana.
Eve mengepalkan kedua tangannya, meski pergelangan tangan itu sudah sangat luka dan berdarah akibat besinya.
Menahan rasa sakit, Eve terus menahannya meski kedua matanya kini berkaca-kaca.
"Teruslah tertawa Eve! Pada akhirnya, perlahan kau akan mati juga. Dan saat kau mati, aku akan memperkosa mayatmu lalu membuang jasadmu ke laut!" Kata Kevin, nada suaranya kian meninggi karena rasa emosinya setelah Evelyn memperolok dirinya.
Sementara Evelyn, terus menjerit ketika Kevin memperdalam injakan kakinya tepat di pada Eve yang terluka. Darah menetes di lantai, Evelyn hampir kehilangan kekuatan karena menahan sakit dan sama sekali tidak ada makanan atau air yang masuk ke dalam tubuhnya. Dan sekarang, ia harus kehilangan banyak darah sedari semalam, Evelyn berharap kematiannya lebih cepat terjadi agar menghilangkan rasa sakit ini.
"Katakan pada Adam Rig rasa sakit ini Eve!!! Katakan padanya!!!"
"Sehingga aku bisa menangkapnya hidup-hidup dan kembali menaruh pria busuk itu ke dalam penjara!" Bentak Kevin seraya menekan kakinya di paha Eve, jeritan gadis itu kian pilu. Suaranya serak dan hampir kehilangan suara dan kekuatannya.
Nafasnya tersengal, beberapa saat kemudian Kevin menghentikan aksinya ketika darah menggumpal dengan pekat di bawah paha Evelyn.
Evelyn kehilangan banyak darah, dan hampir kehilangan kesadaran karena hal itu. Namun Kevin belum puas, belum puas karena Adam Rig tak kunjung datang dan mungkin saja yang dikatakan oleh Eve itu benar.
Bahwa dia sama sekali tidak berharga bagi Adam...
Kevin berdecih, percuma saja ia membawa gadis ini dan menyiksanya secara perlahan. Lebih baik ia melepaskan Evelyn tapi tidak semudah itu, Eve mungkin akan mengadukan hal ini ke pihak kepolisian dan itu pasti akan mencoreng nama baik Kevin dan mungkin Kevin akan turut dijebloskan ke penjara.
Jadi,
Kevin putuskan untuk menghabisi Evelyn esok hari.
Malam ini, ia ingin bermain sedikit dengan tubuh Evelyn yang membuatnya tergiur sejak kali pertama ia melihat gadis ini.
Kevin menyeringai, ia kembali menutup luka Evelyn dengan kain yang baru agar darah tak terus keluar.
Lalu membuka semua borgol yang ada di tangan dan kaki Evelyn guna membersihkan tubuh gadis itu. Namun Evelyn berusaha melawan, ia berontak saat Kevin mulai membuka seluruh pakaianya dan,
Bugh!
Satu tinjuan mendarat di sebelah mata kiri Evelyn, mampu membuat gadis itu kehilangan kesadaran dan akhirnya pingsan di tangan Kevin.
"Aku sudah berbaik hati ingin membersihkanmu, kau malah melawan..." ujar Kevin, kemudian melanjutkan kegiatannya membuka seluruh pakaian yang dikenakan oleh Evelyn. Kevin tertegun, saat ia berhasil membuka kaos atasan Evelyn dan bra yang dikenakan gadis itu. p******a ranum itu terlihat sangat menantang baginya.
Kevin berpikir, atasannya saja sudah mampu membuat juniornya ereksi. Jadi, ia buru-buru membuka celana training Evelyn dan menurunkan celana dalamnya.
Nafas Kevin memburu, di bawahnya terpampang dengan jelas gadis yang benar-benar belum pernah terjamah sedikit pun sedang bertelanjang tubuh. Seketika otak liarnya berfantasi kotor.
Ia langsung membersihkan tubuh Evelyn dan mengambil handuk basah, mengangkat tubuh ramping itu ke atas ranjang dan memakaikannya sebuah dress. Dress berwarna hitam dengan tali spageti itu adalah milik mantan kekasih Kevin, yang kebetulan sangat pas dikenakan oleh Evelyn. Setelah selesai, Kevin berniat untuk membersihkan dirinya juga dan meninggalkan gadis itu di kamar dalam keadaan masih belum sadarkan diri.
Kevin keluar dari kamar itu, seraya membuka bajunya dan menuju kamar mandi. Malam ini akan menjadi malam yang indah, sayang setelah itu ia harus membunuh dan membuang jasad yang indah itu sejauh mungkin. Begitu menyadari kemolekan dari tubuh Evelyn, Kevin ingin segera menjamahnya. Seperti bercinta dengan mayat yang tidak sadarkan diri.
Meski tanpa desahan, Kevin berpikir ia tetap dapat mencapai klimaksnya hanya dengan v****a perawan dan p******a yang berwarna ping muda itu. Psikopat yang bercinta dengan manusia yang tidak sadarkan diri.
Kevin membuka pintu kamar mandi, saat seluruh pakaiannya telah ia lucuti dan berniat membersihkan tubuhnya.
Namun tiba-tiba saja,
Seseorang memukul kepalanya dengan keras sehingga membuatnya juga kehilangan kesadarannya, tubuh Kevin akhirnya tumbang ke atas lantai kamar mandi setelah dihantam oleh benda keras.
Ia tak sadarkan diri dengan dahi berdarah, tidak mati. Namun mampu membuat pria dewasa pingsan seketika. Tubuh telanjang Kevin diseret, dari kamar mandi hingga dapur.
Setelah mengurus Kevin,
Seseorang itu melangkah pelan kearah kamar di mana tempat penyekapan Evelyn. Membuka pintu dan melihat gadis cantik itu sedang pingsan namun seperti tertidur dengan lelap.
Melihat gadis itu terluka di bagian paha dan lebam di sekitar sebelah matanya, menjadi pemandangan yang membuat hatinya seperti teriris.
Ia akan membuat sebuah pertunjukan,
Pertunjukan yang tidak akan pernah dilupakan oleh Kevin sepanjang hidupnya.