“Trus hubungan kamu sama Karen apa?” Venus menarik selimut menghalau dinginnya malam ini, karena sudah masuk musim penghujan. Ramon duduk di kursi depan mejanya yang sudah disulap menjadi meja rias Venus. Tangannya mengetuk-ngetukan pinsil alis dimeja mengusir jenuh. “Cuma temen,” jawabnya asal “Emangnya ada temen yang pegangan tangan?” Venus mengerucutkan bibirnya. Ramon mengangkat sebelah alis dan tersenyum miring. Cemburunya Venus terasa sangat menggemaskan. “Ya, ada, kan gw gak tau, siapa tahu aja dia jadi jodoh gw.” Venus semakin kesal dibuatnya. Dia membalikkan badan menghadap tembok. “Udah malam, tidur ya.” Ramon duduk di tepian ranjang, dia merapikan selimut Venus. Kemudian mengecup keningnya sekilas. Venus yang semula memejamkan mata, langsung membuka matanya lebar-