Satu hari sebelum peristiwa

1524 Kata
Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, dan pada akhirnya Mark mampu merubah penampilan dari Rama meski belum sepenuhnya. Karena perawatan wajah akan dilakukan pada setiap minggu, namun Mark tidak bisa terus berada di sana, karenanya Mark pun memesan paket yang bisa menjamin Rama selama lima tahun penuh dan ia bayar dengan black card miliknya, yang tentu saja sangat mengejutkan bagi Rama pada saat itu. Saat ini keduanya tengah berjalan menuju rumah Rama, dengan Rama yang memegang sebuah kartu VVIP dari dokter kecantikan dan kulit pemberian dari Mark.   “Kau tidak perlu membantu ku sejauh ini, Mark-ssi!” ucap Rama kepada Mark yang kini menggelengkan kepalanya, “Tidak … tidak … tak apa, Rama … aku tidak bisa berada di sini dalam waktu yang lama, jadi hanya ini lah yang bisa aku lakukan kepadamu! Karena selanjutnya kau harus mencari stylemu sendiri, aku hanya memberikan contoh gaya yang bagus untukmu saja!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Apakah kau akan pergi ke suatu tempat, hingga tidak bisa berada di sini lama-lama, Mark-ssi?” tanya Rama kepada Mark yang kini terkekeh dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Ah … ya, karena kau sudah nyaris keren sekarang! Beranikan lah mengupload photo mu yang sekarang di sosial media dan jangan lupa memberi pesan kepada orang yang kau sukai itu!” ucap Mark kepada Rama yang kini tersenyum dan menganggukkan kepala seraya berucap, “Aku akan memberi kabar kepada Selena nanti!” ucap Rama kepada Mark yang mengangguk menanggapinya, “Ah ya … jangan lupa melihat style yang bagus di majalah dan yang lainnya ya!” ucap Mark mengingatkan kepada Rama yang kini mengangguk menanggapinya. “Terima kasih untuk semuanya ya … Mark-ssi!” ucap Rama kepada Mark yang kini tersenyum menanggapi hal itu, “Jja … aku harus pergi, sampai ketemu lagi, Rama!” ucap Mark kepada Rama yang kini tersenyum menanggapi hal itu dan melambaikan tangannya untuk mengantar kepergian dari Mark saat itu. … Sepanjang perjalanan pulang, Mark tersenyum karena dia dan juga Rama sempat berphoto bersama, yang membuat Mark merasa jika ini akan menjadi moment yang penting baginya dan Rama di masa depan nanti. “Aku yakin … Daniel pasti akan terkejut ketika menyadari bahwa dirinya sudah memiliki pasangan hidup nantinya!” gumam Mark tersenyum simpul di halte bus wilayah tempat Rama tinggal saat itu. “Hh … apakah Woojin masih bersama teman-temannya?” gumam Mark bertanya kepada dirinya sendiri, dan ketika ia menyadari jika ia bisa bertanya langsung kepadanya, membuat Mark pun segera meraih ponsel miliknya dan segera menelfon Woojin. Tuuut … tuutt … Suara sambungan teldon itu membuat Mark merasa cukup bosan, pandangannya menoleh menatap bus yang datang yang bersamaan dengan itu, Woojin pun menganggat sambungannya yang tentu saja membuat Mark merasa terkejut karenanya. “Oh … hallo? Woojin-ssi!” panggil Mark kepada Woojin yang berada jauh di sana, “Eoh? Mark-ssi, waeyo? (Ya? Kepana Mark?)” tanya Woojin kepada Mark yang kini berjalan masuk ke dalam bus dan terduduk di salah satu kursi yang ada di sana, “Woojin-ssi … apakah teman-temanmu masih ada di sana?” tanya Mark kepada Woojin yang kala itu tengah terduduk di sofa panjang miliknya dengan tv yang menyala dan membuatnya kini menghembuskan napas dan kemudian menggeleng seraya berucap, “Annia … mereka sudah pergi sedari siang tadi!” jawab Woojin kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu seraya berkata, “Ah … baiklah, kalau begitu!” ucap Mark kepada Woojin yang kini dengan santai bersandar di sofa miliknya dan kembali bertanya, “Ada apa Mark-ssi?” tanya Woojin kepada Mark yang segera menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu, “Ah … tidak ada apa-apa … aku kira mereka masih ada, jika mereka masih di sana … aku akan membelikan makanan untuk makan malam!” jelas Mark kepada Woojin yang kini terkekeh mendnegarnya, “Gwaenchanna, tidak perlu … mereka hanya akan menghabiskan uangmu!” ucap Woojin kepada mark yang kini tersenyum menanggapinya, “Apakah kau ingin sesuatu? Aku akan membelikannya, karena aku berada di jalan pulang saat ini!” ucap Mark kepada Woojin yang kini menggelengkan kepalanya, “Annia … ah! Jika bisa, aku ingin chiken!” ucap Woojin menjawab pertanyaan dari mark yang membuat Mark kini menganggukkan kepala menanggapi hal itu, “Ng, aku akan membelikannya …” ucap mark kepada Woojin yang tersenyum menanggapi hal itu, “Gomapta, Mark-ssi!” ucap Woojin kepada Mark sebelum akhirnya sambungan itu pun diputuskan oleh keduanya. … Sesuai dengan apa yang dipesan oleh Woojin, mark turun di sebuah toko ayam untuk membeli Ayam dan juga soda, karena seingatnya Woojin meminta soda kepada Donghyun beberapa waktu yang lalu yang membuatnya menjadi berpikir apakan memakan ayam dan meminum soda akan sangat lezat? Karena pada dasarnya ia tidak pernah mencoba soda sebelumnya. “Hm … apakah aku juga harus mencobanya?” gumam Mark kepada dirinya sendiri, yang pada akhirnya ia pun membeli dua paket ayam dan enam kaleng soda untuk ia bawa pulang dan memutuskan untuk memakan bersama dengan Woojin di rumah nanti. Meski yang ia ketahui soda akan membuat perut merasa kembali lapar meski ia sudah makan banyak sekali ayam, namun karena rasa penasarannya terhadap rasa soda di tahun dua ribu lima belas, membuatnya menjadi mengabaikan hal yang satu itu. “Terima kasih!” ucap Mark kepada sang penjual setelah ia mendapatkan pesanan yang ia pesan, Mark kemudian memutuskan untuk berjalan menuju apartemen karena lokasi tempat di mana ia berada saat ini sangat dekat dengan apartemen Woojin, jadi ia tidak akan menaiki taxi atau yang lainnya untuk menuju apartemen Woojin saat ini.   ‘Aku akan melaporkan kepada Yuna jika tugas ku merubah Rama sudah usai, dan yang selanjutnya aku hanya perlu terfokus kepada misi utama ku besok!’ itulah pemikiran yang ada di dalam kepada Mark yang kala itu berjalan menelusuri jalan yang kala itu cukup ramai karena suasana nya malam hari dan hari libur. “Cheer up Mark, sebentar lagi semuanya selesai dan aku bisa pulang dengan tenang ke rumah!” guamam Mark merasa ingin cepat beres melakukan tugasnya di tahun ini dan kembali ke tahun di mana ia seharusnya berada saat itu. Mark menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya masuk ke dalam apartemen dan naik menggunakan lift menuju apartemen Woojin. Pip … pip … pip … pip … pip … pip … piiip Cklek! “Aku pulang!” ucap Mark ketika ia masuk ke dalam apartemen itu, ia melangkah masuk dan mendapati Woojin tengah menonton tv dengan satu kaki yang masih terbalut oleh perban. “Eoh! Kau sudah pulang, Mark-ssi … bagaimana?” tanya Woojin kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu, “Aku mendapatkan tasku!” ucap Mark seraya menoleh menatap tas koper miliknya, yang pada sebenarnya ia sengaja membeli tas koper itu setelah ia menyadari jika ia harusnya datang membawa tas koper karena sebelumnya ia berkata jika pihak polisi sudah menemukan tas miliknya di sana. “Syukurlah jika kau mendapatkannya kembali! Apakah ada yang hilang di dalam sana?” tanya Woojin kepada Mark yang menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Laptop dan uang Cash hilang … tapi selebihnya tidak, jadi aku beruntung karena setidaknya surat dan Card ku tidak hilang dan masih bisa aku pakai!” ucap Mark menjelaskan kepada Woojin yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan yang di lontarkan oleh Mark pada saat itu. “Ah! Ini ayam yang kau pesan, aku juga membelikan soda untuk menemaninya!” ucap Mark kepada Woojin yang terkekeh mendengar hal itu dan menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan itu, “Apakah kau sudah makan? Ayo makan bersama!” ucap Woojin mengajak Mark yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Yeah, tentu saja!” ucap mark seraya duduk di samping Woojin yang kini membuka chiken tersebut untuk kemudian ia santap bersama-sama bersama dengan Mark pada malam hari itu. … “Jadi … apa rencanamu untuk besok, Marta?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna yang kala itu melakukan panggilan hologram dengannya, membuat marta yang tengah berbaring di atas kasur pun kini menghembuskan napasnya menanggapi pertanyaan yang diucapkan oleh Yuna kepada dirinya pada saat itu. “Aku tidak tahu Yuna, semua perasaan ku menjadi berkecamuk hari ini, terlebih ketika aku mengetahui jika besok adalah harinya!” jelas Marta kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya mengerti dengan perasaan dari Marta pada saat itu. “Yeah … aku pun merasakan hal yang sama seperti dirimu, Marta … tapi aku yakin kita bisa melakukan hal ini, terutama dirimu!” ucap Yuna berusaha untuk membuat Marta yakin dan percaya akan hal itu, dan itu berhasil. Marta menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dari Yuna itu dan kemudian beranjak dari tidurnya untuk berucap, “Besok aku akan mengikuti setiap langkah dari Woojin di kejauhan, dan ketika waktu itu tiba aku akan menggunakan jam fortableku untuk melakukannya, dan aku ingin ketika itu terjadi … kau membuat pengalihan kepada orang-orang pengawas itu, apakah kau bisa melakukannya, Yuna?” ucap Marta kepada Yuna yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Kau tahu? Aku sudah memiliki jalan agar mereka tidak menyadarinya!” ucap Yuna menjelaskan kepada marta yang kini tersenyum menanggapi hal itu, “Terima kasih Yuna!” ucap Marta kepada Yuna dan mereka pun telah mempersiapkan diri untuk hari itu. …  To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN