Perbincangan Marta dan Yuna

1485 Kata
Malam itu, setelah makan-makan selesai, Mark segera meminta idzin untuk meninggalkan mereka yang kala itu masih berada di ruang tengah dan berbincang dengan seru, yang tentu saja hal itu segera disetujui oleh Woojin yang meminta maaf karena teman-temannya hari ini akan menginap, dan Mark dengan segera mengggelengkan kepalanya ketika menanggapi hal itu. “Untuk apa meminta maaf kepadaku Woojin-a, aku yang menumpang di sini! Jadi … selamat berbincang dan selamat malam!” ucap Mark kepada mereka sebelum akhirnya Mark benar-benar pergi dari tempat itu. Sesampainya Mark di kamar, dengan segera ia menutup dan mengunci pintu kamar tersebut dan menghembuskan napasnya, karena ini adalah hal yang pertama dirinya dikelilingi oleh banyak sekali lelaki. Yang tentu saja membuat Mark yang kini mematikan Gosk yang ia pakai sehingga wajah asil dari Marta pun kembali terlihat di sana saat ini terlihat sangat berkeringat, karena pada kenyataannya ia menjadi sangat gugup tadi. “Wah … aku rasa Yuna harus benar-benar mendengar apa yang akan aku ceritakan saat ini tentang pengalamanku di sini!” ucap Marta kepada dirinya sendiri, yang kini tersenyum dan berjalan untuk kemudian merebahkan dirinya di atas kasur dan mulai menghubungi Yuna menggunakan Prothou miliknya. Karena posisi Marta saat ini ada di dalam kamar, ia pun leluasa melakukan apapun, yang pada akhirnya ia mengaktifkan peredam suara yang ia miliki di dalam jam portable miliknya, yang kemudian Marta pun menghubungi Yuna menggunakan Hologram (Semacam panggilan video call namun ini menggunakan hologram yang membuat orang yang dipanggil olehnya seolah nyata dalam bentuk 3D). Pandangan Marta saat ini menatap ke arah cahaya yang kini berwarna violet, sesuai dengan warna kesukaan dari Yuna, yang kemudian dari cahaya itu lah perlahan membentuk Yuna yang kini tengah terduduk di meja belajarnya dan tersenyum ke arah Marta yang kala itu terduduk tepat di ujung kasur kamarnya. “Yuna!’ panggil Marta dengan senang, sedangkan Yuna kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Marta, apakah kau sudah mengirim photo yang aku minta?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna kepada Marta pada saat itu, membuat Marta menggelengkan kepalanya dan segera mengulurkan tangan untuk mengirim semua gambar yang telah ia ambil sepanjang perjalanan dia berjalan-jalan kemarin, dan bahkan secara diam-diam Marta juga mengambil gambar Woojin bersama dengan teman-temannya yang kala itu tengah menyantap hidangan yang disiapkan oleh Marta beberapa saat yang lalu, yang tentu saja membuat Yuna yang mendapatinya kini tersenyum dengan senang seraya berucap, “Apakah kau mengambilnya tanpa izin Marta?” tanya Yuna kepada Marta yang kini terkekeh menanggapinya dan kemudian menganggukkan kepala untuk menjawab hal itu. “Kau harus tahu bahwa ini adalah hal yang sulit, Yuna! Kau tidak akan pernah membayangkan nya, malam ini aku makan malam bersama dengan lelaki di sekelilingku, tidakkah itu gila?? aku paling gugup jika berhadapan dengan banyak sekali lelaki, dan saat ini aku harus dihadapi dengan hal itu!” ucap Marta kepada Yuna seraya tertawa mengucapkannya, yang tentu saja membuat Yuna ikut tertawa mendengar penjelasan dari Marta kala itu, karena Yuna juga tahu jika Marta adalah orang yang sangat pemalu, apalagi jika berkumpul atau dikelilingi dengan banyak lelaki. “Anggap saja sebagai ujian untukmu, Marta! Kau tidak selamanya harus menjadi orang yang pemalu, bukan?” jelas Yuna kepada Marta yang kini terkekeh mendengarnya, “Ohya, bagaimana dengan Rama? Apakah kau sudah berhasil mengubahnya??” tanya Yuna kepada Marta yang kini menghembuskan napasnya menanggapi hal itu dan kemudian menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, “Belum, Yuna … aku barus memperbaiki penampilan seperti pakaian dan sepatunya, aku akan mulai menyentuh wajahnya besok!” ucap Marta menjelaskan kemajuan yang ia lakukan kepada Rama, yang membuat Yuna kini menganggukkan kepala menanggapi hal itu, yang kemudian Yuna pun kini menoleh ke kanan dan ke kiri untuk kemudian berucap, “Jadi … ini adalah kamarmu, Marta?” tanya Yuna kepada Marta yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, merasa tidak aneh dan meyakini bahwa Yuna memperluas hologramnya menjadi 360 derajat untuk melihat sekeliling area dari Marta saat ini. “Lalu … bagaimana dengan sepupu dari kakek ku itu, Marta?” tanya Yuna kepada Marta, “Woojin, maksudmu?” tanya Marta kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dan kembali ke topik misi, yang membuat Marta kini menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepala, “Hari ini aku mendapati kakinya di perban dan diberi penyangga, mereka bilang jika ia mengalami cidera serius.” jelas Marta kepada Yuna yang kini menghembuskan napasnya sebelum akhirnya berucap, “itu berarti waktunya tidak lama dari itu, yakan … Marta?” ucap Yuna kepada Marta yang kini mengangukkan kepalanya, “Kalau begitu … tolong persiapkan semuanya dan selamatkan dia, Marta!” ucap Yuna kepada Marta yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Yeah … aku akan memastikan itu semua, Yuna … oh! apakah kau sudah menemukan waktu peristiwanya?” tanya Marta kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dan detik kemudian Marta mendapatkan sebuah kiriman Video, dan hal itu ia yakini dari Marta, “Itu adalah waktu kejadian, aku mendapatkan rekaman cctvnya dengan sangat-sangat sulit, jadi pastikan jika ia benar-benar selamat … Marta!” ucap Yuna lagi dan kini Marta kembali mengangguk, “Tenanglah … aku akan melakukannya!” ucap Marta kepada Yuna yang kini tersenyum menanggapinya, “Terima kasih, Marta … baiklah … cepatlah lakukan agar kita bisa bertemu lagi di sini, ok!” ucap Yuna kepada Marta yang kini tersenyum menanggapi hal itu dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Ok … aku akan menghubungi dirimu lagi nanti!” ucap Marta kepada Yuna, sebelum akhirnya Yuna menanggapi itu dengan lambaian tangan dan senyuman di bibirnya dan mereka pun memutuskan sambungan telfonnya. “...” suasana menjadi sangat sunyi, Marta kemudian mematikan fitur pengedap suara dan setelah ia mematikannya, suara yang seru terdengar dari luar sana dan ia yakin jika itu adalah teman-teman dari Woojin dan Woojin sendiri, mereka terlihat sangat senang malam itu. Pandangan Marta kini menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul satu malam, dan membuat Marta tertegun dan berpikir. Mereka terdengar sangat senang … tapi mereka tidak akan tahu jika malam ini adalah malah terakhir mereka bertemu dengan Woojin, karena besok lusa adalah hari di mana Woojin meninggal … pasti mereka merasa sedih, sama seperti kakek Donghyun. Itulah kata yang terlintas di dalam pikiran dari Marta ketika ia mendengar suara dari keseruan anak-anak yang ada did luar kamarnya saat ini, namun Marta juga yakin jika ia akan menyelamatkan Woojin, sehingga kesedihan yang sudah mereka rasakan di masa depan tidak akan lagi ada, karena Woojin pasti akan selamat di tangannya. Itulah yang ada di dalam pikiran dari Marta saat ini, sebelum akhirnya ia menganggukkan kepala dan memutuskan untuk mandi. Ia kembali menyalakan Gosk yang menjadi penunjangnya untuk menyembunyikan identitas dirinya dan Marta pun segera mengaktifkan VD yang ada di sana agar suaranya yang sangat lembut itu pun berganti menjadi suara huski yang keren. Pandangan Marta kini menoleh menatap ke arah cermin dan kemudian ia menghembuskan napasnya, melihat seorang lelaki yang ia kenali sebagai Mark, ia menganggukan kepala untuk kemudian meraih handuk dan pergi keluar dari kamar untuk mandi. Cklek! Bersamaan dengan ia keluar dari kamar, seluruh pandangan dari Woojin dan teman-temannya kini menoleh menatap Mark yang baru saja keluar dari kamarnya. “Urie Mokssoriga dangsineul gweropinayo? (Apakah suara kami mengganggu mu, Mark-ssi?)” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Lee Chan pada saat itu, membuat Mark yang baru saja keluar dari kamar itu pun menolehkan pandangannya ke arah mereka dan menggelengkan kepala untuk menjawab hal itu. “Aha … tidak ... tidak … aku tidak terganggu sama sekali, aku baru saja menelfon teman baruku!” ucap Mark kepada mereka, seolah Mark memberikan TMI kepada mereka, yang membuat mereka menganggukkan kepalanya dan membuat Mark pun berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk kemudian mandi di sana. … Malam itu pun berganti menjadi pagi, Marta yang bangun di jam empat subuh itu pun sengaja memberi waktu kepada Woojin untuk lebih lama beristirahat karena malam kemarin ia bersama dengan teman-temannya mengobrol hingga larut malam, dan kini ia bersama dengan teman-temannya tengah tertidur bersama di ruang tengah, sedangkan kamar senagaj di kosongkan oleh Woojin, karena ia merasa tidak enak jika harus tidur di kamar dan membiarkan teman-temannya tidur di ruang tengah saat itu. Marta yang kala itu sudah mandi dan sudah menjadi Mark pun berjalan dengan perlahan menuju dapur dan berencana untuk membuat sandwich agar setidaknya di hari minggu ini mereka bisa menyantap makanan yang lezat dan bergizi. Ia memasak dengan sangat tenang, seolah tidak ingin membangunkan mereka semua, dan setelah Mark selesai membuat sandwich serta beberapa gelas s**u segar untuk mereka, sesegera mungkin Mark pergi dari dan tidak lupa untuk meninggalkan sebuah note, agar setidaknya Woojin tidak mencari dirinya. ‘Note: Aku pergi untuk mengurusi surat perkuliahanku, dan santaplah sandwich yang sudah kusediakan ini untuk kalian semua. Makanlah yang banyak! P.s: aku sudah mendapat kabar jika ada seorang polisi yang sudah menemukan tas milikku, jadi aku akan pulang sedikit sore. -Mark’ Itu lah note yang ia tinggalkan di atas meja dekat piring sandwich dan gelas-gelas s**u itu. …  To Be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN