Memberikan kenangan yang membekas

1071 Kata
Pagi itu, Mark berjalan bersama dengan Donghyun. Mereka sengaja berjalan kaki agar setidaknya bisa berbicara panjang lebar sebelum mark pergi dari apartemen itu, itu lah yang dikatakan oleh Donghyun kepadanya, dan Mark tidka bisa berbuat apapun selain menyetujui hal tersebut. “Kau tahu … aku rasa Woojin sudah mulai merasa nyaman denganmu!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini mengerutkan dahinya mendengar kata tersebut terlontar dari mulut Donghyun mengenai Woojin. “Nyaman?” tanya Mark kepada Donghyun yang kini tertawa dan menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, “Aha … tidak … tidak, bukan nyaman itu yang aku maksud!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini menatapnya dengan beribu tanda tanya, “Nyaman yang aku maksud adalah … dia, merasa jika ia sudah bisa menemukan sahabat barunya selain aku! Kau mengerti kan, dengan apa yang aku maksud?” tanya Donghyun kepada Mark yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, dan itu membuat Donghyun menjadi kembali berpikir untuk mencari sebuah kata yang pas untuk menjelaskannya kepada Mark saat ini. “Eum … kau tahu, misalkan aku hanya bisa memiliki satu sahabat dan aku sulit untuk mendapatkannya, dan ketika aku mendapatkannya, sahabat baruku itu pergi bergitu saja, yang akhirnya membuatku menjadi sangat sedih! Kau mengerti sampai di sana?” tanya Donghyun kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Nah … itu lah yang sedang di rasakan oleh Woojin saat ini!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Jadi … Woojin sudah menganggapku sebagai sahabat, meski hanya dalam satu minggu?” tanya Mark kepada Donghyun yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Yeah … aku rasa seperti itu, kau tahu … dia sangat sulit berteman, dia akan merasa tidak nyaman dengan orang yang ia rasa tidak cocok dengannya, namun aku merasa jika Woojin merasa cocok denganmu, itu lah sebabnya kenapa ia memintamu untuk tetap tinggal di apartemennya saat ini!” ucap Donghyun panjang lebar kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya, pada akhirnya mengerti dengan apa yang di maksudkan dengan Donghyun pada saat itu, “Apakah kau dan Woojin selalu berbincang dan bermain games?” tanya Donghyun kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu, “Yeah …aku sering menemaninya menonton dan bermain games, kami juga selalu berbincang sebelum tidur!” ucap Mark menjawab pertanyaan Donghyun dan mengingat kembali apa-apa saja yang ia dan Woojin lakukan selama satu minggu itu. Yang kemudian membuat Donghyun pun menganggukan kepalanya dan kemudian berucap, “Yeah benar … tidak salah lagi!” ucap DOnghyun kepada Mark yang membuat Mark kini menoleh menatapnya dan membuat Donghyun pun berucap lagi, “Dia bisa menerimamu bukankah itu bagus?” tanya Donghyun dan membuat Mark menganggukkan kepalanya, “Sayang sekali kau harus pindah… tapi yasudah lah … aku harap kau dan dia serta diriku bisa terus berhubungan baik meski kita berjauhan ya! Jangan lupa juga untuk mengundang kami ke apartemen milikmu nantinya!” ucap Donghyun seraya menepuk bahu Mark yang kini segera menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. Meski sebenarnya, Mark merasa bersalah karena nanti ia benar-benar tak akan mengabari keduanya dan menghilang seperti orang yang ditelan oleh bumi pada saat itu. “Oke, jadi ini adalah tempatnya!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini membuat Mark pun menolehkan pandangannya ke arah toko sayur mayur dan membuatnya kini mengangguk dan mulai memilih kentang serta bahan-bahan lainnya yang setidaknya mendukung untuknya memasakan sesuatu untuk Woojin dan juga Donghyun saat ini. “Donghyun-ssi!” panggil Mark kepadanya yang kini menolehkan pandangannya ke arah Mark yang baru saja memanggilnya, “Eoh?” tanya Donghyun kepada Mark, “Makanan apa yang kau sukai?” tanya Mark kepada Donghyun yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Mwo?” tanya Donghyun, “Aku tidak mungkin hanya memasakan makanan kesukaan Woojin saja kan? Apa yang kau suka … aku akan memasakannya juga untukmu!” ucap Mark kepada Donghyun yang kini terkekeh mendengar penjelasan itu dan membuat Donghyun pun berjalan mendekatinya untuk kemudian berucap, “Pasta! Aku menyukai pasta dan kue keju!” jawab Donghyun kepada Mark yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, ketika mengetahui bahwa selera Donghyun yang dulu dan di masa depan masih sama, yang tentu saja hal itu memudahkannya untuk memasak. Mark dengan telaten memilih bahan-bahan masakan, yang tentu saja membuat Donghyun menjadi penasaran dengan banyaknya bahan makanan yang dibeli oleh Mark pada saat itu, yang membuatnya kembali bertanya kepada Mark. “Mark-ssi … kau akan membuat apa, hingga membeli bahan masakan sebanyak ini?” tanya Donghyun kepada Mark yang kini tersenyum dan berucap, “Orang yang tidak bisa memasak tidak perlu tahu, kau hanya perlu mencicipi dan menikmatinya saja!” ucap Mark kepada Donghyun yang kini terkekeh mendengar ucapannya yang seperti itu. “Baiklah … aku hanya akan diam dan menikmatinya saja … jadi mohon bantuannya ya!” ucap Donghyun menepuk bahu Mark sebanyak dua kali, yang membuat Mark kini terkekeh dan mengangguk menanggapi hal itu. Setelah belanja cukup banyak, mereka pun akhirnya kembali ke apartemen milik Woojin untuk kemudian Mark pun memulai memasak, tanpa sedikit pun jeda, yang tentu saja membuat Donghyun merasa jika Mark benar-benar menginginkan pergi dari apartemen itu. “Apakah kau benar-benar ingin pergi dari sini?” gumam Donghyun kepada Mark yang tengah mencuci kentang yang ada di sana, yang kemudian membuat Mark pun menolehkan pandangannya ke arah Donghyun seraya bertanya, “Huh?” tanya Mark kepadanya yang kini kembali bertanya dengan menjelaskan semakin rinci, “Apakah terjadi sesuatu antara kau dan Woojin, sehingga kau sangat ingin pergi hari ini dari sini, Mark-ssi?” tanya Donghyun lagi, yang membuat Mark kini terkekeh mendengarnya dan menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Aha … tidak ada apapun, Donghyun-ssi … hanya saja aku memang harus pergi hari ini!” jelas Mark kepada Donghyun yang kini menyipitkan matanya, “Kau tidak akan pergi begitu saja dan hilang bak ditelan oleh bumi kan, Mark-ssi?” tanya Donghyun kepada Mark yang kini terkejut mendengar ucapan itu dan kemudian berucap, “Aha… untuk apa aku melakukan hal seperti itu? Aku tidak mungkin akan hilang begitu saja Donghyun-ssi!” jelas Mark kepada Donghyun, yang pada kenyataannya dugaan dari Donghyun adalah benar, namun Mark tidak berbuat apapun dan memasak dengan segera agar bisa dengan cepat pergi dari Apartemen itu. “Baiklah … aku akan mempercayai ucapanmu itu, aku akan menunggu pasta dan kuenya!” ucap Donghyun yang kini berjalan menuju sofa untuk kemudian menyalakan tv dan menonton dengan asyiknya di sana. Membiarkan Mark memasak sendiri dengan fokus dan tidak terganggu oleh siapapun.  ... 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN