Dylan mendehem membuat pandangan Emily dan jake mengarah kepadanya.
Emily berusaha tak perduli dan masih melanjutkan Makan siangnya. Seakan lebih perduli dengan makanannya di bandingkan Dylan yang kini menatapnya dengan tatapan segelap malam itu.
Banyak wanita saling berbisik melihat kedatangan dylan di Dalam Resto, Hal itu membuat para wanita memasang banyak gaya agar dapat Menarik perhatian Dylan.
" hei Cousin, Kau mau bergabung ? " tanya Jake kepada Dylan yang hanya menatap Emily.
" Dylan ? Hei Dylan.. " Jake membuyarkan lamunan Dylan yang terlampau sedikit lama.
" kenapa kau disini ? bukankah kita ada jadwal Rapat ? " tanya dylan
" apa kamu ga makan siang ? Jangan kerja terus Dylan, Nyantai dikit lah " ujar Jake.
" aku tak lapar dan moodku sedang gak baik, lebih baik sekarang kau ikut aku ke ruang rapat " ujar dylan beranjak dari tempatnya berdiri dan berjalan membelakangi Emily dan jake.
" sorry ya Emily, aku harus pergi, jika tidak beruang kutub itu bisa memakanku hidup-hidup " Ujar Jake yang berhasil membuat emily tertawa.
" kenapa kau tertawa emily ? "
" abisnya kau barusan mengatakan beruang Kutub "
" beruang kutub kan sikapnya emang seperti dylan, ya sudah aku pergi dulu, See you emily " ujar Jake sembari
Jake Menyusul langkah kaki dylan dan meninggalkan Emily di resto sendirian.
" hei ada apa denganmu Dylan ? " tanya Jake berjalan berdampingan dengan Dylan.
" aku tak kenapa-napa "
" tapi Moodmu terlihat tak baik hari ini "
" aku kan barusan mengatakannya seperti itu "
" iya sih, tapi karena apa ? "
" bukan urusanmu Jake jadi kau diam saja " Ujar dylan berusaha menyudahi perbincangannya.
Jake terkekeh dan Dylan Keheranan melihatnya.
" kenapa kau tersenyum sedemikian ? "
" Emily is very funny Dylan, aku mengaguminya, benar-benar mengagumimya " ujar jake tak perduli jika dylan adalah suami emily.
Dylan tak Perduli tentang perkataan Jake.
" emily benar-benar membuat gairahku bangkit Dylan, dia wanita yang luar biasa dan ada sesuatu yang ku temukan dari dalam dirinya yang tak pernah ku temukan dari wanita lain, aku ingin Mengajaknya berkencan jika kau mengizinkannya " ujar Jake, entah sengaja mengatakan itu atau tidak.
" sadarlah Jake... " Waoww mampu membuat jake mendongak Kaget karena suara Dylan yang begitu nyaring.
" banyak wanita yang bisa kau kencani! Kenapa harus emily ? " tanya Dylan dengan rahang yang keras.
" apa hubungannya denganmu Dylan ?kau tak pernah mengurusiku sebelumnya dengan siapa aku berkencang dan dengan siapa aku tidur, trus kenapa sekarang kau berubah seakan pandanganmu ke emily berbeda " Ujar Jake mencoba memancing dylan agar mau mengakui perasaannya.
" Karena emily adalah istriku " Ujar Dylan, perkataan yang tak ia rencanakan sebelumnya.
" what ? Your wife ? Benarkah ? Aku tau dia istrimu, tapi yang ku tau kau tak pernah menyukainya dan hanya menjadikannya Sebagai Ibu dari putramu " ujar Jake dan berhasil membuat sepupunya itu Tersindir karena perkataannya.
" cukup Jake, intinya aku tak akan pernah mengizinkan kau mengencani Istriku " ujar dylan dan Berjalan memasuki ruang rapat setelah perdebatannya dengan Jake.
Sepeninggalan Dylan, jake pun Tersenyum miring karena berhasil memancing Dylan.
Tak akan pernah berhenti sampai di sini sebelum Dylan mengakui perasaannya Terhadap emily! Batin Jake.
***
Beberapa Jam kemudian.
Emily Hendak berjalan menuju kamarnya dan melihat seorang pria menariknya sampai Ke lorong kamar sebelah tepatnya 2 kamar dari kamarnya.
" siapa kamu ? " tanya Emily kesal dan mencoba melepas Genggaman tangan pria tampan yang ada di hadapannya, pria tampan Bak model tapi memiliki mata jahat.
" apa kau mau menemaniku malam ini ? " tanya pria itu sembari mengelus pipi Emily lembut, emily bergidik ngeri karena pria yang ada di hadapannya terlihat sangat menjijikkan.
" lepaskan aku " Ujar emily.
Tapi pria itu semakin menggenggamnya dan Menahannya dengan satu tangannya ia tempelkan di tembok.
" jangan munafik, kau pasti Jalang kan ? Jika kau bukan jalang kau tak mungkin berjalan di Sekitaran area suite room dengan pakaian norak seperti ini " Ujar pria itu dengan menyobek kasar Baju Kaos oblong emily bagian bahunya yang di desain Kekurangan bahan tersebut.
" aku mohon seseorang tolong lah aku " batin emily.
Sebelum tangan pria itu hendak menyentuh Belahan d**a emily dan berusaha keras Mencium emily yang berusaha menghindar.
Dylan menangkap pergelangan tangan pria itu dengan cengkeraman erat, menelikungnya kebelakang dan menekuk lengannya di Punggungnya.
Emily berlari dan sembunyi tepat di belakang dylan.
" jangan coba-coba menyentuhnya lagi " ujar dylan makin mencengkeram erat pergelangan tangan pria itu.
Pria itu mengangguk tanda mengerti dan dylan melepaskannya, pria itu Berlari meninggalkan mereka berdua karena ia tau siapa dylan.
" untung saja kamu datang dylan, aku-"
Belum Juga ia melanjutkan perkataannya dylan berjalan meninggalkannya dan menuju ke kamar.
Emily merasa sangat putus asa tapi ia harus kuat menghadapi dylan penuh sabar karena keinginan taunya tentang dylan lebih dekat ternyata Besar.
Emily menyusul langkah kaki Dylan dan masuk ke kamar.
Ia membuka Pintu kamar dan secara bersamaan terdengar suara pecahan.
Emily terkejut ketika melihat Dylan melempar gelas Crystal yang entah Berapa harganya ketembok.
Dylan terlihat sangat marah,
Marah besar!! Batin Emily.
Emily sangat takut mendekat, sudah sejak lama Ia tak melihat sikap dylan saat ini.
" ada apa denganmu ? " tanya emily Sedikit pelan.
" AKU SUDAH BILANG, GANTI PAKAIANMU, JANGAN MEMAKAI PAKAIAN SETIPIS ITU DI LUAR SANA, KAU INI PUNYA TELINGA ATAU BAGAIMANA SIH ? KATA-KATA SEDERHANAPUN TAK KAU MENGERTI " ujar dylan membentak emily dengan suara yang begitu nyaring.
" DAN SATU LAGI, APA KAU SENANG DEKAT DENGAN JAKE ? KAU INI MURAHAN ATAU APA ? " lagiagi perkataan itu membuat emily bingung apa maksud dari semua perkataan dylan kepadanya.
Emily berusaha menahan amarahnya karena dylan sudah menolongnya tadi.
Emily hendak berbalik meninggalkan dylan.
" kau mau kemana ? Apa kau tak mendengarkanku ? " tanya dylan.
Emily kembali berbalik menghadap dylan dengan tatapan mendung segelap malam itu.
" untuk apa aku mendengarkanmu ? Aku pun tak tau alasan kemarahanmu dan alasan kau mengatakan semua itu, aku harus bagaimana menanggapi perkataanmu ? Bukankah kau marah tanpa alasan ? " ujar emily dengan wajah bingung.
Mendengar Perkataan emily, bibir Dylan seakan terkunci, sangat sulit mengatakan yang ingin ia katakan.
" kau diam kan ? Itu karena kau sendiri pun tak tau alasan kemarahanmu " ujar emily melangkah keluar kamar dan duduk di sofa luar kamar.
Melihat Emily meninggalkannya Dylan mengacak-ngacak rambutnya ia merasa sangat frustasi.
***
Satu jam kemudian Dylan sudah begitu rapi dengan setelan yang ia pakai hendak keluar kamar. Langkahnya terhenti!
Ketika melihat emily tertidur di atas sofa.
Dylan duduk di bawah sofa dan menatap wajah Emily, wajah tenang dan damai emily ketika sedang tertidur hanya mengenakan Baju singlet dan Celana super pendek.
Wajah polos tanpa make up ini terlihat sangat cantik alami! Batin Dylan.
Dylan menyingkirkan beberapa lembar rambut emily yang mengganggu tatapannya dan mengelus pipi emily lembut...
Tuhan, apa yang ku pikirkan ?! Batin Dylan.
Ponselnya kembali berdering.
Dylan mengubah nada Ponselnya menjadi nada Silent agar tak membuat emily Terbangun.
Dylan menggendong emily Bridal Style tanpa melepas tatapannya dan Membawa emily ke kamar.
Ia menidurkan emily Di atas ranjang dan menyelimutinya.
Dylan mengecup lembut Puncak kepala emily.
Setelah itu ia meninggalkan kamar.
***
Dylan Berjalan memasuki Lift, ia bertemu dengan seorang wanita yang ia kenal.
Mikaela Georgore.
Designer terkenal yang selalu menjadi langganan paulina sekeluarga begitupun dirinya.
Sempat menjadi calon istri dylan sewaktu paulina menjodohkan emreka, tapi dylan berusaha keras agar tak sampai terjadi dan menolak Tawaran Mommy-nya mentah-mentah.
Tentu saja Mikaela adalah wanita cantik, dengan Postur tubuhnya bak model itu, wajah yang cantik, manik mata coklat, bibir yang seksi dan Pakaian yang extra mahal.
" Hei Tn.Maxwell " sapa mikaela
" nona mikaela ? Kau--"
" hmm... kebetulan aku punya bisnis disini, kau pasti sedang melakukan perjalanan bisnis, kan ?" ujar mikaela.
Dylan mengangguk.
" bagaimana kabar ibu anda pak ? "
" baik "
Ting.....
Lift terbuka.
" ya sudah, saya duluan "
" oke " Ujar dylan.
Sampai di Lantai dasar Dylan langsung menuju ruang meeting karena sejak tadi jake menelfonnya.
Dylan melihat jake sedang berdiri di depan pintu meeting.
" ada apa ? " tanya dylan keheranan.
" kau dari mana saja ? "
" kamar lah "
" apa yang sedang di lakukan emily ? "
" jangan mulai membahas hal itu " ujar dylan.
" apa dia sendirian di kamar ? "
" jika iya kenapa jake ? "
" lebih baik kau mengambil alih meeting ini dan aku akan menemani emily di kamar, bagaimana Dylan ? "
" jangan macam-macam Jake " Ujar dylan sambil melangkah masuk ke ruang meeting dan secara bersamaan semua orang berdiri sambil Membungkuk menyambut kedatangan dylan.
Dylan duduk di tengah-tengah mengamati Presentasi yang di bawakan salah satu Pihak kliennya.
Ia harus memilih sekian banyak tawaran masuk ke perusahaannya, karena itu dia harus meneliti semuanya sebelum ia memutuskan memilih satu di antara Puluhan.
" lanjutkan " ujar dylan memberi perintah kepada selanjutnya agar mulai presentasi.
Pikiran dylan tak Karuan, bayangan wajah emily membuatnya sedikit kebingungan, tapi ia harus tetap fokus.
Dua jam berlalu akhirnya meeting selesai.
" aku akan ikut denganmu dylan " Ujar jake.
" kemana ? "
" ke kamarmu, aku ingin melihat emily "
" apa kau sudah tak waras ? "
" ada apa dylan ? "
" jangan menggangguku jake "
" aku hanya ingin melihat emily, lagian kan aku cuma mampir " ujar Jake.
" tidur saja sana, aku dan dia harus beristirahat karena besok siang kami akan kembali ke LA " ujar dylan melangkah meninggalkan Jake yang sedang tersenyum.
" Dylan.. dylan . Kenapa tidak kau akui saja perasaanmu ? Daripada kau tersiksa seperti itu " Ujar Jake melihat punggunh sepupunya sudah menjauh.
Hujan turun dengan deras, kilat menyambar bergantian dari sisi ke sisi lain.
Hujan Deras mengguyur New York Petir dan kilat menyambar-nyambar.
Sampai terdengar Dari dalam Hotel saking Derasnya.
Dylan keluar Lift dan Menuju kamarnya.
Ia masuk kedalam kamar dan membuang jas kantornya ke sembarangan tempat.
Dylan mendengar suara Tangisan,
Dylan Bergegas ke kamar dan Melihat emily sedang menutupi seluruh tubuhnya mengenakan selimut dengan tangisannya.
Dylan terkejut dan menghampiri emily.
" ada apa emily ? Kau kenapa ? " Tanya dylan panik mendengar suara tangis emily di balik selimut.
Tak ada jawaban dari Emily.
Dylan memeluk tubuh emily walaupun ada selimut yang menjadi penghalang, mencoba membuat emily tenang dan berhenti menangis.
" jangan menangis emily, aku disini " Ujar Dylan.
Dylan tak faham dnegan situasi Emily saat ini, ada apa dengannya! Batin dylan.
" Jangan tinggalin aku , aku mohon, aku sangat takut dylan " ujar Emily.
" iya, aku takkan meninggalkanmu.
Berbaringlah, aku akan menemanimu dan buka selimut ini " Ujar dylan.
Emily berbaring dan membuka selimutnya.
Dylan tidur di samping emily Dan mengeratkan pelukannya ke pinggang ramping emily dengan posisi emily membelakanginya.
Emily merasa sangat nyaman Dylan bersamanya ketika ia sangat takut dengan hujan.
Ada kisah tragis di masa lalu di balik ketakutan emily pada Hujan.
Tak ada jarak antara mereka, Walaupun Emily membelakangi Dylan tapi pelukan dylan begitu erat.
" Aku Punya cara untuk membuatmu tak takut pada hujan " ujar dylan berbisik tepat di telinga emily.
Emily begitu Merinding merasakan deru nafas Dylan tepat di telinganya.