4

1127 Kata
***** Bukankah dengan kekuatan cinta apapun pasti bisa bersatu? Itulah yang akan aku perjuangkan saat ini. [BALEFOLT JUNIOR] Beberapa menit berlalu, Louren tertidur sejenak, Malton menidurkan adiknya di kamar nya itu, setelah selesai ia berniat untuk menjernihkan otaknya yang penat, ia keluar dari kamarnya, kini ia membaringkan tubuhnya di atas sofa, setelah itu ia menghidupkan televisi. Beberapa menit berlalu, waktu menujukan pukul 20.30, langkah kaki seseorang membuat Malton terbangun dari tidurnya. Terlihat Jackson menyelimuti tubuh Malton. "Kapan kau pulang?" "Saya baru datang, ini saya membeli beberapa kilo daging untuk mrs Lauren" ucapnya sambil tersenyum "Terimakasih, kau menyayangi kami melebihi putri mu sendiri, Jackson" "Itu sudah menjadi kewajibanku Mr Malton, seperti yang Mr Arthur lakukan pada anakku" ujar Jackson yang kemudian berjalan pergi "Tu-tunggu" malton menghentikan langkah Jackson, ia berniat untuk mengatakan bahwa maurel dibawa oleh bangsa Antonius, namun sesuatu melintas difikirannya. "Ada apa tuan?"       "Sebaiknya kau segera istirahat, jangan terlalu banyak bekerja!" Jackson tersenyum lebar sambil mengangguk-angguk. "Dan ya, tengah malam kami tidak akan ada dirumah, kami tidak tau akan kembali kapan, jaga dirimu baik-baik, tapi ingat kau tetap harus ada disini, seluruh lingkungan rumah ini akan aku lindungi, dan semua persediaan makanan selama kami tidak ada, itu semua menjadi milikmu Jackson" "Baik Mr Malton" jawabnya dengan senyumannya "Kau juga jaga dirimu baik-baik, juga Mrs Lauren" Jackson kini meninggalkan Malton, ia menuju ke kamarnya. "Maafkan aku telah menyembunyikan semua ini Jackson, aku berjanji akan membawa putri mu kembali" Malton menuju ruangan ayahnya, setelah sampai ia melihat beberapa buku mantra yang terdapat disana, tepatnya semua mantra Balefolt terdapat diruangan itu "Inilah saatnya Malton" ujarnya sambil memegangi beberapa buku tebal Sebelum tengah malam, malton berniat untuk menghapal semua mantra, agar dirinya bisa terhindar dari serangan Antonius dan juga bisa melindungi adiknya. *** "Kau sedang apa?" suara seseorang membuat Malton terkejut "Belajar mantra!" jawabnya, ia pun melanjutkan niatnya itu, Louren duduk disamping Malton "Dari tadi aku mencari mu, rupanya kau disini, sedang belajar mantra? Ajari aku kak!" "Oke let's sister" Malton dan Louren berjalan keluar rumahnya, mereka kini memandangi megah rumahnya, mereka saling bertatapan dan mengangguk. "Are you ready?" "Yeah" Louren menjulurkan tangan kirinya kedepan sehingga tanda balefolt yang melekat ditangan kiri bagian atasnya semakin terlihat, begitu juga dengan malton, kini tangan mereka disatukan. Dardazotazeahprasehaaa.. Sesuatu keluar dari tangan mereka diiringi oleh angin yang bertiup kencang, asap merah mengitari rumah arthur sekarang dengan disertai beberapa petir. "Asap merah? Kita bisa melakukan ini, sis" "Yeah, baiklah sekarang kita cari kawan!" Mata mereka yang masih menyala merah dan tanda putaran asap ditangan kirinya menjadi penguat bahwa mereka bangsa Balefolt yang tersisa. Syeeeeehhttt   Mereka terbang dengan sayap asapnya menuju setinggi mungkin. "Kau yakin roh-roh Balefolt ada di Bartous?" "Ya, aku sempat mendengarnya dari ayah, tempat Bartous akan menjadi tempat darurat saat hutan Understone bermasalah" "Baiklah ayo kita ke padang pasir itu" seru Louren kemudian mengepakan sayapnya dan melesat melebihi kecepatan Malton        "I'm coming sis" Mereka terus mengepakan sayapnya seirama, kadang-kadanh mereka membuat satu gerakan yang benar-benar indah. *** Mereka berdua mendaratkan tubuhnya, di daratan pasir, Malton mempercepat gerakan kakinya memasuki gerbang kumuh yang bertuliskan Bartous yang hanya bisa dibaca oleh balefolt Louren berjalan perlahan dibelakang Malton, menjaga-jaga takut sesuatu menyerangnya dengan tiba-tiba. "Wow" gerutu malton saat melihat beberapa cahaya putih yang berterbangan diatas kerajaan neneknya. "Apa nenek secepat ini membangun istana disini?" "Maybe" "Nampaknya tempat ini lebih nyaman daripada hutan Understone" "Namun tak seluas Understone" "Right" Semua cahaya yang berterbangan itu kini turun memberi hormat pada keduanya dan berjajar membentuk sebuah jalan lurus menuju pintu kerajaan tak kasat mata. "Mereka mengetahui kita" gerutu louren yang berbisik ditelinga malton Mereka pun memasuki istana roh balefolt disana terlihat banyak sekali roh-roh yang duduk menyaksikan kedatangan malton dan louren. Terlihat Zazra nenek mereka yang memegangi mahkota merah, zazra terlihat sangat cantik menggunakan gaun putih disertai senyumannya yang terpancar. Malton dan Louren menghentikan langkahnya, nampaknya mereka seperti berfikir. "Kemarilah Malton, Louren" Zazra melambaikan tangannya, Malton dan Louren pun mendatanginya, berjalan perlahan dengan keadaan bingung yang melanda difikiran mereka. Setelah jarak antara mereka dan neneknya sudah begitu dekat, merekapun berjongkok memberi salam. Looza sang ibu mereka kini datang menemui mereka, Louren kini tersenyum begitu juga dengan malton, mereka yang merindukannya langsung berniat untuk memeluk ibunya, tapi bagaimana bisa? Mereka hanyalah sebuah cahaya. "Ibu merindukan kalian" Looza tersenyum pada mereka berdua, menatap kedua anaknya iba "Kami juga bu" lirih malton pelan, sementara mata louren sudah berkaca kaca "Aku ingin selalu dekat dengan mu bu" lirih Louren pelan "Kalian anak kuat, ibu tau itu" Malton dan Louren pun tersenyum manis pada ibunya "Malton berjanji pada ibu, Malton akan selalu menjaga louren dan bangsa Balefolt yang lain" "Nek, kami ingin tahu dimana saja ketiga anggota balefolt yang lain?" tambah malton "Mereka sudah ada disini nak, nenek sengaja membawanya agar kalian bisa mempercepat melawan bangsa antonius, Zarkye, Fassy, Louis, mari kesini" Ketiga remaja itupun datang memasuki ruangan, Zarkye yang bertubuh kekar dan berkulit eksotis, Fassy ia memiliki kulit eksotis dan tubuh yang sangat berisi, dan Louis pria putih, memiliki mata yang indah hampir mirip dengan Malton, ia tampan, Malton dan Louren memerhatikan mereka dengan seksama. "Baiklah nek, kalau begitu kami akan segera menuju hutan Understone! Dan menyiapkan ritual bulan" ujar Malton mempercepat niatnya "Tunggu dulu, kau harus melakukan ritual penyerahan tahta Malton! Arthur kini sudah menjadi roh balefolt jasadnya sudah mati dibunuh Antonius, tinggal kalian berlima yang masih memiliki jasad, maka dari itu kami sangat berharap lebih pada kalian" Malton dan Louren benar benar terkejut, Louren menundukkan kepalanya, tak menyangka semuanya akan menjadi seburuk ini. "Apa nenek bercanda?" "Tidak" "Ayah sudah menjadi roh?" ujar Malton terpotong-potong, hati nya benar benar sakit, Looza dan Zazra menundukkan kepalanya tak ingin melihat keturunannya itu bersedih "Tak ada ampun untuk semua keturunan Antonius" desis louren pelan "Benar" seru ketiga remaja yang berada di belakang mereka. "Nek, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan pada kalian" lirih Malton pelan sambil menundukkan kepalanya "Ada apa?" Zazra masih tersenyum tulus "Tentang buku panduan Balefolt?" Malton dan Louren terbelalak kaget, apa neneknya sesakti ini sampai tahu tentang semua yang mereka lakukan? Malton dan Louren pun mengangguk cepat "Kami semua sudah tahu, dan kami pun tak menyalahkan kalian, karena kami sangat hafal apa yang terdapat dalam buku itu" ujar Zazra yang masih tersenyum, semua roh yang ada disana pun ikut tersenyum. "Maafkan aku nek, Malton dan Louren sudah berusaha sekuat tenaga tapi serigala itu menelannya sangat cepat" "Sudahlah Malton, kita bisa menyalurkan kekuatan yang terdapat dibuku itu pada kalian, tapi suatu saat nanti, ini masih bukan waktunya" "Baiklah nek" Roh Balefolt hanya bisa berterbangan kesana kemari, mereka tak bisa melawan atau pun bertarung, hanya saja mereka bisa memberikan kekuatan pada kaum Balefolt yang masih memiliki jasad. Malton terkejut, ia menatapi ibunya yang sedang tersenyum. "Inilah saatnya kau diangkat menjadi raja, pangeran Malton" ujar Zazra lagi "Secepat ini nek?" "Ini sudah waktunya Malton"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN