21

1093 Kata
Mereka mengangguk paham dan mulai menghindar, namun sekita 5 roh terhancurkan oleh serigala yang menyerangnya dengan membabi buta. Hal itu membuat Malton benar-benar murka. “Louis pindah lah kebelakang mereka dan gunakan anginmu untuk membawa mereka mendekatiku secara paksa, kau paham?” Louis mengerti apa yang hendak di lakukan Rajanya itu Antonius menatapi serigala-serigala dengan bangga “Lihatlah mereka mempertaruhkan nyawa demi membalaskan dendammu” ujarnya pada Maurel “Takkan kubiarkan pria itu memusnahkan kekuatan yang telah tuan berikan padaku” ucapnya seraya pergi hendak menyerang Malton namun melalui jalan atas tepat menemuinya dengan lebih dekat. Sementara itu Louis memulai jurusnya dan mengarahkan pada serigala yang jumlahnya sekita 35 serigala, jumlah yang cukup besar. Mereka mulai terbawa angin Louis dan mendekatkannya dengan Malton. “Ederpure Terhipure Labcapure! Althem welcome” teriaknya lagi seketika ketiga asap keluar dan mulai menyerang mereka hingga membuatnya sibuk menghindar dan sebagian ada yang melemah, saat itu juga kedua tangan Malton mengeluarkan s*****a-s*****a pamungkasnya, akar tajam disertai api dan besi tajam disertai petir menusuk mereka secara bersamaan hingga membuat wujud mereka kembali seperti sedia kala. Mata Antonius terbelalak kaget begitupun dengan Maurel yang sedang berlari menuju Malton semakin membuatnya kesal. “s**l serigala-serigalaku” desisnya “Apa yang membuat mu bangga sekarang? Dan siapa yang akan melindungimu?” tegas Malton penuh kekesalan menatapinya Antonius tersenyum menyungging “Siapa katamu?” “Raja di belakangmu!” teriak Louis memperingatinya Lengan Malton terkena goresan besi yang di tujukan oleh Maurel, namun nampaknya luka yang tak cukup serius itu seketika menghilang dari lengannya tanpa menghilangkan jejak. “Seranganmu tak cukup kuat” ujar Malton Mata Maurel terbelalak begitu melihat reaksi tubuh Malton yang bisa mengobati dirinya sendiri, begitupun dengan Antonius. “Kurang ajar” “Oh aku lupa, aku tidak perlu mengkhawatirkannya” ujar Louis yang segera terbang menuju Malton berada Maurel kembali memusatkan besi-besi tajamnya kearah Malton dengan membabi buta, namun tanpa disadari Malton kini berada di belakangnya dengan cepat dan tanpa tanda-tanda apa pun. “Meski pun kau mempunyai dendam yang teramat dalam, jika kau sedang bertarung cobalah hilangkan sipat haus darahmu. Karena itu sungguh membuatmu rugi” bisik Malton padanya Maurel mendorong tubuh Malton “s**l dia semakin sombong saja” “Maurel lupakan dia, segera cari balefolt yang sedang hamil itu” teriak Antonius Maurel mengangguk dan segera berlari ke dalam kastil “Kau fikir aku akan membiarkanmu” teriak Malton yang menyusulnya Antonius hendak megejarnya namun Louis segera menghalangi jalannya, Louis tersenyum “Hallo pak tua, kita bertemu lagi. Semoga kejadian itu kembali terjadi ya” ujarnya tersenyum dengan penuh penghinaan “Kurang ajar kau” tegasnya Sementara itu di kamar sana Louren, Zarkye dan Fassy berada mereka nampak khawatir karena di luar terjadi pertarungan hingga terdengar sampai ruangan itu.  Detik selanjutnya Fassy memegangi perutnya lalu beraduh kesakitan. Zarkye menatapinya khawatir “Apa yang terjadi?” lirihnya penuh kepanikan Louren nampak berfikir “Mungkinkah Zayn akan lahir?” ujarnya saling menatap dengan Zarkye “Jika benar itu akan terjadi maka kita harus membantunya untuk proses melahirkan” tambahnya lagi, Louren segera menidurkan tubuh Fassy dan menyuruhnya untuk mengikuti aba-aba begitu pun dengan Zarkye yang menatapi istrinya penuh harap. “s**l dimana ruangan itu” lontar Maurel Maurel menatapi ke belakangnya namun Malton sudah tidak lagi mengejar “Kemana raja-rajaan itu” umpatnya penuh pertanyaan Di sudut sana Louis mati-matian menyerang Antonius, meski pertarungannya dengannya kali ini sangat-sangat berbeda Antonius jauh lebih kuat. “Barlocobakukka” teriaknya menuju Louis yang tengah mengendalikan anginnya, namun angin yang dikendalikannya justru hancur setelah besi-besi itu melewatinya, tidak seperti saat itu. Tubuh Louis pun penuh luka yang cukup dalam karena terkena besi-besi Antonius, juga angin yang dikeluarkannya barusan menggunakan energy yang benar-benar ekstra, tapi aneh kekuatan Antonius kali ini berbeda dari hari itu. Dengan terpaksa Louis pun menggunakan jurus barunya yang amat sangat tidak mungkin untuk dilakukan karena akan menyebabkan dampak yang besar untuknya. Di lorong-lorong sana Malton berterbangan cukup pesat, ia nampak menuju ke tempat Fassy dan yang lainnya beruntung saja karena Maurel tidak menemukan jejaknya. Ia menemukan kamar tempat Fassy dan yang lainnnya berada, ia segera masuk dan menutup pintu. Keadaanpun berubah seketika, ia melihat sesosok bayi di ruangan itu tampak pula Fassy dan Zarkye nampak tersenyum penuh cinta. Malton menatapi Louren dengan penuh pertanyaan di dalam sorot matanya “Zayn sudah lahir” ujarnya yang nampak berbisik Malton tersenyum ia benar-benar bahagia akan segalanya yang mengagetkan ini, namun didetik selanjutnya pikiran Malton langsung saja kacau, pembunuhan, kematian, teriakan seorang bayi dan sesosok anak yang tengah kesepian. Semua itu masuk ke dalam pikiran Malton seakan mengganggunya untuk menyiksanya. Saat itu pun tatapan Louren cemas, ia ingin menanyakan kenapa dengan dirinya namun ia tak mau hal itu membuatnya mengganggu kebahagiaan Fassy dan Zarkye. Baiklah, ia berniat untuk membawa Malton keluar kamar. Namun langkah Zarkye mendahuluinya, Zarkye tengah berada di depan Malton begitupun dengan Fassy yang tak di duga sudah berdiri di samping Louren dengan menggendong sang bayi. “Raja, mari” ujar Zarkye membuat pikiran buruk Malton segera berakhir Malton mundur perlahan “Kenapa aku harus melakukan ini, kau saudaraku” lirihnya seakan penuh luka di setiap katanya “Bukankah semua kaummu saudaramu? Jadi lakukan itu untuk saudaramu. Mereka juga saudaraku, aku melakukan ini untuk mereka dan Zayn” jelas Zarkye meyakinkan Malton Malton menunduk namun saat itu pun ia merentangkan tangannya, seketika zat-zat tumbuhan, besi dan petir menyatu menjadi panah beseta anak panahnya. Sungguh tatapan Malton benar-benar kosong. Zarkye membalikkan badannya segera lalu menatapi istrinya dengan tersenyum dan penuh keyakinan. Fassy tersenyum pada Louren meski matanya sudah berkaca-kaca “Jangan menangis” Louren mengangguk berusaha menguatkannya Fassy menyerahkan bayi yang ada dipangkuannya “Tolong berikan makanan untuknya, tegur dia jika berbuat salah, ceritakan dongeng sebelum tidur untuknya aku mengijinkan kau menceritakan dongeng siapapun, kecuali tentang orang tuanya” ujar Fassy yang kemudian mencium dahi bayi itu. “Tolong biarkan Zayn hidup dengan penuh kelembutan” tambah Zarkye dengan tatapan penuh harap Louren mengangguk-angguk lalu kemudian memeluk Fassy dengan eratnya. Fassy pun bergegas mendekati suaminya yang tengah duduk di lantai, Fassy duduk dipangkuan suaminya Zarkye memeluknya erat dari belakang. Malton mulai menarik anak panahnya dengan tatapan yang benar-benar kosong namun penuh luka. Louren menutupi mata bayi itu dengan tangannya dan ia sendiri menangis penuh sesak. Detik berikutnya semakin tegang dan kian membuat sesak orang-orang yang berada di dalam sana. Malton menarik nafasnya dalam-dalam menutup matanya perlahan dan kemudian melepaskan anak panahnya. Zarkye yang sudah mengetahui hal tersebut dari suara yang ditimbulkan gesekan anak panah itu, ia langsung saja menutup matanya dan memeluk istrinya sangat-sangat erat. Hal itu pun dilakukan oleh Fassy.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN