Tania berdiri dengan cemas menanti di teras rumah mereka. Tuti di dekatnya, menggendong Rena sambil menenangkan wanita yang terlihat cukup gugup itu. “Duduk saja, Nia. Mungkin jalanannya macet.” “Nia nggak sabar pengen cepet ketemu Ello, Bi,” sahut wanita berambut panjang itu. Tuti tersenyum. “Iya. Sebentar lagi juga ketemu. Ayo sinI! Lebih baik kamu duduk daripada berdiri seperti itu.” “Iya, Bi,” sahutnya ikut duduk di kursi teras. Kedua jemarinya saling meremas di atas paha. Pandangannya tak lepas menatap ke arah gerbang. Menanti Tuan Muda-nya datang. Tak lama, mobil yang dikemudikan James pun muncul. Bergegas satpam rumah membukakan pintu gerbang kemudian berlari untuk membukakan pintu mobil di bagian penumpangnya. Mobil terparkir tepat di halaman depan garasi. Kedua pintu penu