Tania gugup. Telapak tangannya mendadak basah begitu mobil yang ia tumpangi bersama Dewa dan kedua anaknya dari Jakarta tiba di villa.
Meski seminggu ini Tania hampir … tunggu! Bukan hampir lagi tapi memang setiap hari menghubungi Dwiyan, Abah Munthar juga Eisya. Tapi pertemuan mereka secara langsung kali ini rasanya tetap mendebarkan.
Mobil pun terparkir sempurna di halaman villa yang ditumbuhi rerumputan hijau dan terpangkas rapih itu. Satu mobil lainnya ditumpangi orangtua Dewa juga Eddo dan Annisa beserta Syakel.
Udara dingin khas dataran tinggi langsung menerpa begitu Dewa membukakan pintu untuk Tania.
Rena sudah digendong pengasuh sementara Ello berlari menghampiri sepupunya dan menggandeng sang Eyang Putri.
“Kita temui keluarga kamu.”
Dewa menunjuk dengan arah mukanya, Dwiyan
