Narasih meminta Dewa mengantarnya pergi lebih dulu ke sebuah tempat yang Dewa sendiri tak yakin ada di mana lokasinya. Narasih tentu saja hanya ingin pergi bertiga dan bicara dengan anak laki-lakinya itu bersama sang suami. “Mama mau bicara apa?” Dewa yang paham langsung saja menodongkan pertanyaan itu pada Narasih begitu mereka tiba di sebuah restoran. “Kamu serius dengan, Nia?” Dewa hanya tersenyum. Tentu saja ia tahu dari mana ibunya itu tahu semua hal tentang dirinya. Dewa bukan anak kecil yang bisa ditipu dengan mudahnya. “Menurut Mama?” “Dewa, kalian tinggal satu rumah. Jagalah sikap kamu. Mama tahu kamu sedang jatuh cinta, tapi kalian bukan anak remaja. Mama nggak mau kamu menikah karena Nia hamil duluan.” “Ma?” Alfran ikut bicara. “Dewa sudah dewasa. Dia tentu tau konsekuen