Dua Sisi Hati yang berperang

1329 Kata
Sudah sebulan Alexander tinggal di Pulau Nara bersama Minara dan ibunya Minarni. Dia masih belum mengingat tentang apapun dari masa lalunya. Kegiatannya sekarang adalah membantu Nara di perusahaan Minara Samudra Fishing. Sekarang Alex sudah mahir memilah-milah jenis lobster yang disetor oleh para nelayan menurut jenisnya untuk ditempatkan di kolam-kolam penampungan air laut sambil menunggu jadwal pemackingan yang biasanya dilakukan malam hari, agar besok paginya bisa diberangkatkan ke negara tujuan. Seperti saat ini Alex dan Nara sedang memilah-milah lobster yang baru di beli Nara dari nelayan lepas yang tidak tergabung dalam perusahaannya. “ Wow, kal ini, nelayannya dapat banyak sekali jenis Yamato, yang merupakan jenis termahal.” Kata Alex “ Si Samsul memang sering beruntung, hasil jaringannya semua adalah jenis Mutiara atau Yamoto yang merupakan lobster termahal.” Kata Nara setuju dengan perkataan Alexander sambil tangannya bergerak lincah memindahkan lobster-lobster itu dari keranjang ke kolam sesuai dengan jenisnya. “ Kamu pasti senang dong, dengan hasil mereka kali ini.” Kata Alex “ Wah, Sekarang Encik Alex sudah bisa pake istilah ‘ dong’ . Bahasa Melayumu uda hilang nih, selama satu bulan kamu tinggal di Pulau.” Kata Nara menggoda Alex Alex tersenyum dan berkata pelan “ Benar, aku sepertinya sekarang sudah hilang dialek Melayuku. Aku jadi seperti bayi yang tidak tahu apa-apa lalu belajar bahasa yang baru, sehingga meresap bahasa yang aku sering dengar selama sebulan ini.” “ Pak Abidin sedang berusaha menghubungi pihak Interpol agar bisa melacak jati dirimu, karena kamu ini uda pasti bukan warga negara Indonesia, sebab sidik jarimu tidak ada dalam system kependudukan di Indonesia jadi bersabarlah sebentar lagi. Semoga bisa segara dapat kabar, agar kamu bisa kembali ke keluargamu.” Kata Nara memandang wajah ganteng Alexander yang berjongkok di depannya. Alexander mengangkat kepalanya “ Kamu ingin aku kembali ke keluargaku?” Tanya Alex dengan suara pelan “Bukan begitu, Aku senang kamu tetap di sini, tapi keluargamu pasti sedih, kehilangan dirimu. Istri atau anak, Ibu dan bapakmu pasti sangat khawatir.” Kata Minara “ Benarkah akan ada yang sedih? Aku kok tidak merasakan apa-apa ya, Nara?” Tanya Alex pelan “ Pasti ada, kamu pasti memiliki keluarga dekat, kalau belum menikah, pasti orang seganteng kamu sudah punya pacar, dan yang paling pasti kamu pasti punya ayah dan ibu yang akan sangat sedih, kalau anaknya hilang. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mamaku kalau aku hilang di laut seperti kamu. ” Kata Nara lagi sambil tangannya dengan gesit memindahkan lobster-lobster nya. “ Tapi Nara, sejujurnya aku merasa sangat damai dan aman tinggal di sini bersamamu dan Ibu. Meskipun aku tidak ingat siapa aku, dari mana asalku, dan semua tentang masa laluku. Tapi ada perasaan bahagia ,saat kita makan bersama , saat kita duduk sofa yang ada di patio belakang rumah , sambil berbincang, semua itu sepertinya hal baru untukku dan belum pernah aku rasakan.” Kata Alex dengan mata sendu. “ Kamu hanya lupa Lex, nggak mungkin hal-hal sederhana yang selalu dilakukan oleh sebuah keluarga, belum pernah kamu rasakan. Makan malam keluarga dan berbincang di sofa itu, pasti juga dilakukan di semua keluarga yang ada di seluruh belahan dunia ini. Nanti kalau kamu sudah bisa mengingat kembali, pasti kamu akan bilang, oh ternyata aku bersama keluargaku juga sering makan malam bareng dan ngobrol santai di sofa.” Kata Nara “ Benarkah, semua orang melakukannya, makan malam sambil berbincang seperti itu ?” Tanya Alex sambil menatap Nara dengan lembut. Hati Nara berdebar ‘gila nih ! tatapannya maut banget, si Alex. Hatiku meleleh, kalau dia terus menatapku seperti ini’ Kata Nara dalam hatinya. “ Iya benar, aku yakin semua orang pasti melakukannya.” Kata Nara menunduk agar tidak usah memandang Alex yang masih tetap memandangnya dengan sinar mata yang sama. Tanpa sengaja , tangan mereka saling bersentuhan saat hendak mengambil lobster yang sama. Hati Nara berdebar sangat kencang, dia hendak menarik tangannya tapi Alex tidak mau melepaskannya, bahkan meremas tangan Nara yang berada di lobster Mutiara itu. Lobster jenis Mutiara itu pasti sangat senang, karena merasa dibelai-belai oleh dua buah tangan yang berada di atasnya. “Ra…Kalau aku tidak ingat tentang siapa diriku , bolehkah aku tetap tinggal di sini bersamamu dan Ibu? Aku tidak apa-apa melupakan semuanya tentang diriku, aku ingin membentuk kenangan baru bersama kalian di pulau ini. Aku ingin menjadi Alex yang baru. Bolehkah aku?” Tanya Alex dengan lembut Nara memandang Alex sambil berpikir. Kalau mau menuruti kata hatinya, Nara pasti akan sangat senang kalau Alex tinggal di sini selamanya. Dia akan menjadi sponsor bagi Alex agar bisa mendapat identitas baru. Mungkin hubungannya dan Alex akan berkembang menjadi hubungan percintaan, mereka berdua, mungkin akan menikah dan membentuk keluarga yang bahagia hidup bersama di Pulau ini. Tapi apakah boleh seperti itu? Bagaimana kalau Alex itu sudah ada istri di tempat tinggalnya dulu ? Itu yang paling Nara takutkan. Nara tidak mau cerita hidupnya seperti drama-drama yang banyak terjadi. Dia sudah sangat bahagia menikmati hidupnya di Pulau Nara, ‘Tapi apa yang harus aku katakan pada Alex, kalau dia yang sudah mempunyai istri yang membuatku takut untuk mengabulkan permintaannya,meskipun dia bersedia untuk tidak mengingat lagi tentang masa lalunya dan menjadi Alex yang baru. Hatiku gundah dan aku takut pertahananku goyah. Saat ini aja, saat Alex mengenggam tanganku, Sisi hatiku yang kanan menyuruhku melepaskan gengaman tangan itu, tapi sisi kirinya, ingin terus berada di dalam gengaman tangan Alex. Dua sisi hatiku itu lagi saling berperang, sehingga aku merasakan debarannya semakin kencang.’ “ Bu Nara” Suara Ananta terdengar membuyarkan percakapan Minara dalam hatinya, Dia langsung menarik tangannya dari gengaman Alex, mereka berdua serentak mengeluarkan tangan mereka dari keranjang lobster . Alex yang lebih gesit, berhasil mengeluarkan tangannya sambil mengeluarkan lobster Mutiara dan menaruhnya di kolam penampungan sedangkan Nara tidak bisa mengeluarkan satu lobsterpun, karena sibuk meredakan debaran di hatinya. “Ya.” Jawab Nara singkat “ Besok pagi untuk keberangkatan pesawat ke Hongkong ada perubahan jadwal yang biasanya jam 9 menjadi jam 7 pagi, berarti malam ini, kita harus packing lebih cepat , supaya bisa terkejar waktu keberangkatan pesawat .” Kata Ananta “ Okay nggak masalah, kita bisa mulai packing jam 2 dini hari , selesai packing jam 5 lalu langsung naik kapal kita ke ke Banda Aceh, jam 6 kita sudah bisa pas sampai ke Bandara. “ Kata Nara menyusun rencana kerja. “ Tapi masalahnya, nahkoda kapal barang kita tadi melaporkan kalau istrinya melahirkan di Banda Aceh dan dia tidak akan sempat kembali dari Banda Aceh menuju Sabang, karena jadwal keberangkatan kapal komersil dari Pelabuhan Banda Aceh ke Pulau Sabang itu baru dimulai jam 6 pagi. Siapa yang bisa mengemudikan kapal itu?” Nara terpekur binggung . Aduh bagaimana ini? Lobster-lobster nya sudah siap di ekspor. Nggak mungkin di tunda lagi? Dulu Nara bersusah payah, mengumpulkan uang untuk membeli kapal barang sendiri agar bisa mengirim barang ke Banda Aceh tanpa menunggu kapal komersil yang mulai beroperasi jam enam pagi. Sepertinya dia harus menambah satu orang nahkoda kapal lagi, agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang. Suara Alex tiba-tiba terdengar dengan sangat yakin. “ Aku bisa mengemudikan kapal itu.” “ Benarkah?” Tanya Nara “ Benar. Saat pengiriman bulan lalu , yang aku ikut ke Banda Aceh. Pak Nahkoda juga heran, saat melihatku begitu fasih membantunya menyalakan kapal dan menyetir kapal itu. Pak Nahkoda sampai bilang, mungkin dulu itu aku adalah Nahkoda kapal yang jatuh ke laut karena kecelakaan.” Kata Alexander sambil mengaruk-garuk kepalanya. Nara bertepuk tangan sambil melompat kegirangan “ Kalau begitu, aku percayakan padamu yang jadi Nahkoda untuk pengiriman kali ini. dan . aku akan ikut kapal itu untuk menemanimu, supaya kamu lebih percaya diri. Terimakasih , Lex. Kamu penyelamatku kali ini. ” Ananta memandang Nara yang kesenangan sambil menepuk-nepuk bahu Alex. Mata Nara yang bersinar-sinar indah saat memandang Alex , membuat Ananta tahu , kalau atasannya itu sudah jatuh cinta pada Alex. Aku harus segera mengungkapkan perasaanku pada Nara, tidak boleh menunggu lagi , kalau tidak aku ungkapkan , aku akan kehilangan Nara dan dia akan menjadi milik lelaki asing yang tidak ingat siapa dirinya. Tapi beranikah aku?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN