Kali ini tanpa berkata apa-apa lagi pada Alfian. Minarni berjalan masuk ke dalam rumah. Dia tidak lagi bisa berada di ruang yang sama lebih lama bersama Alfian yang telah mengingat semua hal tentang masa lalunya. Sosok Alfian yang sudah mengingat masa lalunya sebagai seorang Bentara, kekasih dari Minarni, membuat diri Minarni gamang dan membuat hati Minarni berdebar tak menentu. Bibirnya masih terasa hangat oleh sentuhan lembut dari bibir tipis Bentara yang terasa sangat manis. Ciuman yang membuat Minarni seakan melayang ke langit ketujuh dan membuat hatinya berdegup bagai gadis remaja 17 tahun yang tak tahu arah. Mengingat hal itu membuat wajahnya kembali memerah,mencerminkan keadaan hatinya yang sedang berkecamuk, campur aduk bagaikan ombak . Ciuman dan pelukan Bentara menciptakan pusa