"Daddy, stop! Ampuni aku! Aku janji tidak akan dekat dengan Reihan lagi. Jangan lepas bajuku." Khayla berteriak keras tapi Dylan tetap melancarkan aksinya.
"ni hukum dariku, hukuman cinta dari Daddymu."
Baju sudah dilepaskan semuanya. Lalu Dylan mulai menciumi seluruh bagian inti Khayla dengan sangat ganas. Khayla memang jatuh cinta dengan Daddy angkatnya yang masih muda dan tampan. Dia berumur 24 tahun terlihat seperti pria blesteran eropa tapi lebih ke wajah Indonesia.
"Daddy, jangan disitu. Geli dan jangan mencium ditempat itu. Daddy, tangan kamu kemana." Khayla merasa aneh tubuhnya ada yang aneh saat jemari sang Daddy masuk ke dalam miliknya.
Dia tidak sangka Daddy angkatnya menghukjmnya dengan cara seperti itu. Dylan yang cemburu memang terlihat sangat marah. Rasa cinta Dylan sepertinya sudah mempengaruhi akal sehatnya padahal Khayla putri angkatnya dan anak dari musuh orang yang membunuh kedua orang tuanya. Dendam di hati Dylan hilang rasanya, saat gairah cintanya mulai mengebu seperti itu.
"Daddy, cukup. Aku lelah dan tolong jangan kasar. Punyaku sakit," pinta Khayla.
"Kamu harus menerima ungkapan rasa cintamu ini dariku. Kamu saat ini tatap mataku, jangan merem begitu," sahut Dylan.
"Aku hanya sayang Daddy. Aku anggap dia hanya temanku, Daddy itu sudah punya istri sedangkan aku dekat pria lain tidak boleh, kenapa? Kamu egois Dad," pekik Khayla dia juga terlihat kesal karena dia merasa dirinya hanya sebatas anak angkat.
"Jangan banyak omong. Nikmati saja saat ini. Daddy akan selesai." Dylan sudah mencapai klimaks dan menyelesaikan gairahnya.
Dylan memeluk Khayla dan tidur dipelukan putri angkatnya, lalu beberapa menit lagi miliknya masih menegang lagi karena masih ada rasa cemburu dalam hatinya mengigat Khayla dekat dengan teman prianya. Khayla yang masih capek dan saat itu merasa kaget, Daddy selalu tidak cukup dengan satu ronde tapi masih terus lagi dan lagi.
"Daddy apa itu? Kenapa ada sesuatu yang aneh yang mengganjal. Apa itu punyamu?" tanya Khayla.
"Kamu yang harus tanggung jawab. Aku cinta kamu dan ini berdiri lagi gara-gara kamu," jawab Dylan.
"Apa? Daddy tidak capek? Apa harus bercinta lagi? Cukup sekali saja, masak harus 2 kali." Khayla ingin kabur dari ranjang itu tapi Dylan memeluknya dengan erat sehingga tidak bisa kemana-mana.
Dylan mengeluarkan senjatanya lalu, Khayla menutup matanya.
"Jilat ini seperti saat kamu menjilati es cream. Buka mata kamu dan cepatlah!" Dylan wajahnya memerah entah setan apa yang merasuki dirinya sehingga dia seperti itu.
"Apa harus aku begitu? Apa kamu tidak akan marah lagi? " tanya Khayla.
"Cepatlah! Aku tidak akan marah lagi."
Khayla terlihat kaku, lalu Dylan mengambil ponselnya dan menyuruh gadis itu meniru adegan di sebuah video tersebut.
"Lakukan seperti ini. Kamu pasti bisa, Baby." Dylan mengecup kening Khayla.
"Besar, tidak muat di mulutku."
"Aku suka kalau kamu bisa. Cepat lakukan saja setelah itu kamu boleh tidur."
Khayla saat itu hanya meniru apa yang ada di video dewasa itu. Dia merasa jijik dan Dylan telah klimaks lagi. Khayla merasa jijik dengan cairan dari senjata Dyla yang di mulutnya lalu dia ke kamar mandi dan memuntahkannya.
"Ini hukuman cinta tapi Daddy terlalu m***m. Huwaa... jijik dan sakit." gadis itu menangis di dalam kamar mandi.
Dylan saat itu langsung ke kamar mandi dan dia melihat Khayla menangis.
"Jangan menangis, ini salah Daddy karena terlalu cemburu dan bergairah." Dylan memeluk Khayla dari belakang.
"Dad, cukup aku merasa jijik dan aku tidak mau lagi. Apa kamu sudah memaafkan aku?" meskipun dia menangis dia menanyakan apakah Daddynya sudah tidak marah lagi karena dia tidak mau Daddynya marah.
"Aku tidak marah, tapi saat ini kamu dan aku akan tinggal di hotel ini. Daddy akan libur kerja selama tiga hari dan kamu tidak boleh kuliah dulu. Kamu akan dikurung di kamar hotel ini bersama Daddy." Dylan memang sudah gila sepertinya.
"Apa? Maafkan aku! Aku tidak mau bersama kamu. Kamu m***m dan kamu selalu begini, Dad. Tiap hari aku bercinta dengan kamu, aku cepak tapi kamu tidak." Khayla menjauh dari Daddynya dan dia masuk ke bathup kamar mandi untuk mandi.
"Sudahlah! Kamu mandi saja, malam ini kita bisa tidur bersama tanpa khawatir Mama baru kamu menganggu kita." Dylan ke luar dari kamar mandi karena dia tidak mau menganggu putrinya yang sedang mandi.
Khayla mandi seorang diri, dia berbicara seorang diri kenapa Daddynya tiba-tiba berubah.
"Kenapa Daddy berubah? Dulu dia galak dan dingin tapi sekarang lebih terkesan posesif. Aku harus dikurung disini bersama dia, tidak! Bisa-bisa sakit semua badanku akibat nafsunya." Khayla memikirkan cara agar Daddynya tidak marah.
Khayla setelah habis mandi, dia memakai kimono yang disediakan dari hotel. Dia berganti baju karena Daddynya sudah menyuruh pelayan hotel untuk membelikan baju hantu untuk Khayla. Khayla berhenti baju di kamar mandi, lalu dia ke luar dan Daddynya saat itu menatap dengan tatapan m3sumnya.
"Cantik, kamu cantik. Duduk di pangkuan Daddy sekarang!"
"Mau apa lagi?"
"Cepat!"
Khayla hanya menuruti Daddynya, ternyata Dylan hanya mengucap rambut Khayla yang basah karena tadi dia keramas.
"Malam nanti kamu pakai baju lingerie ini. Aku ingin kamu tampil seksi." Dylan memberikan baju tidur seksi pada Khayla.
"Apa? Ini sangat terbuka, aku malu."
"Aku sudah melihat semua bagian tubuh kamu tanpa sehelai benangpun, kenapa malu?"
"Baiklah! Aku akan menurut, untung saja Daddy tampan dan tidak marah lagi."
Mereka saat itu tidur siang bersama dan makan siang. Setelah itu tidur siang, bangun di sore hari dan tidak terasa malam sudah tiba.
Terkurung di hotel yang sama membuat Khayla dimanja Daddynya.
Tidur bersama, bercinta dan itu saja yang dilakukan Khayla dengan Daddynya. Dia menuruti semua yang diperintahkan Daddynya. Hingga tidak terasa tiga hari begitu cepat. Lalu ada panggilan ponsel dari Aulya yang masuk ke ponsel Dylan. Dylan saat itu baru bangun pagi, lalu dia menerima panggilan itu.
"Hallo! Ada apa?" tanya Dylan.
"Dylan Sayang, kapan kita bulan madu?" tanya Aulya melalui telponnya.
"Lusa, tunggu saja haru Minggu. Aku masih sibuk meeting dan jangan tanya aku pulang kapan. Aku tutup dulu, jangan menelpon lagi." Dylan langsung menutup panggilan ponselnya.
Khayla saat itu mendengarkan semuanya karena dia tidur didekat Daddynya.
'Apa Daddy dan Mama baru akan bulan madu? Kenapa hatiku sangat sakit mendengarkan semua ini. Artinya Daddy dan Mama Aulya akan tidur bersama. Lalu aku ditinggalkan sendiri di rumah, aku tidak mau' batin Khayla.