Andara menyesal mengapa ia menuju kursi tinggi dan berusaha duduk di atasnya kalau saja ia tahu akan dimana ia berakhir. Derek yang melihat Andara kesulitan duduk di atas kursi bar, berjalan menghampirnya dan mengangkat tubuh Andara dengan begitu mudahnya dan tetap berada di sana tidak menjauh dari tempatnya berdiri saat ini. Andara harus menahan dirinya agar wajahnya tidak memerah. Pinggang Derek berada di antara kedua pahanya karena Derek menekan tubuhnya merapat ketika ia mendudukan Andara di kursi bar yang tinggi. “Derek, kenapa kau tidak duduk juga?” tanya Andara lirih dengan suaranya yang agak bergetar. “Aku lebih menyukai berdiri di sini sehingga dapat merasakan hangatnya tubuhmu dan mendengar degup jantungmu seperti pelari yang sedang berusaha mencapai garis