Andara berjalan masuk ke dalam ruang kantor Derek dengan perasaan dejavu. Apakah ia akan kembali menerima perlakukan yang dulu pernah dilakukan oleh pria itu? Kalau benar seperti itu yang terjadi, maka hari ini adalah hari terakhir ia berada di kota New York. Ia tidak akan kembali bila untuk bertemu dan menerima penghinaan dan pelecehan sexsual yang dilakukan Derek padanya. Tidak peduli dengan perasaannya yang mulai bisa menerima Derek. Andara melihat Derek berdiri di depan jendela besar membelakangi pintu masuk. Sesaat lamanya Andara memperhatikan punggung seorang pria yang berdiri dengan kokoh seperti isyarat bersamanya seorang wanita dapat berlindung. Tapi apa mungkin? Bukankah yang dirasakan Andara adalah kekecauan bila dekat dengannya. “Selamat Pagi. Bapak memanggil saya