Sore itu, Ario menjemput Ranti. Ia memutuskan, tempat teraman adalah di rumahnya, jadi bisa mengawasi kekasihnya secara langsung. Semoga Ranti tidak keberatan. Ranti memasuki mobilnya yang sudah menunggu di basement. Ario menatapnya, "Kita ke rumah saja. Aku berharap kamu tidak keberatan. Akan lebih tenang buatku kalau kamu ada dihadapanku. Kita lihat situasi sehari-dua hari kedepan. Sambil tunggu kabar Mas Hadi. Bagaimana?" Ranti diam.. Dia tidak keberatan. Tapii.. Berdua? Di rumah Ario? Ario seperti memahami jalan pikiran Ranti dan tersenyum, "Aku tidak akan berbuat jauh, jangan khawatir. Besok kita berangkat touring. Setidaknya perasaanku tenang. Kamu bisa tidur di kamarku. Aku di kamar tamu. Ok?" Ranti mencubitnya.. "Jangan macam-macam ya?!" Ario tertawa, "Tidak janji." Ranti