"Tadi dia ke kantor, akhirnya jadi makan siang bareng. Kamu tidak marah kan?" Ario berharap Ranti tidak marah. "Kita bertiga, ada Irwan," Ario menambahkan. Ranti bersyukur Ario menceritakan hal itu padanya. Ia tidak mau terbawa api cemburu. Ario sudah menjelaskan padanya dan ia percaya. Ranti mencium pipi Ario, "Tidak marah, senang kamu cerita. Aku akan marah kalau tidak cerita." "Lega rasanya, terima kasih sudah mau mengerti. Aku sudah bilang tidak berkali-kali tapi… Akhirnya cuma bisa membiarkan," Ario mencoba mengungkapkan semuanya meski bingung harus cerita apa. "Kamu sungguh tidak tergoda sedikitpun?" Ranti meyakinkan perasaan Ario. Ario tertawa, "Aku? Sulit sepertinya. Sudah ada yang kunci perasaanku." Ia memandang Ranti penuh sayang. "Janji, janji, janji!" Ranti memeluknya lehe