Ari melepaskan pelukan Marvel lalu menarik tangan pria itu. Namun, Marvel bergeming. Pria itu justru menyentuh bahu Ari dan membuat mereka berhadap-hadapan. "Aku nggak mau buang-buang waktu. Aku harus selidiki semuanya," ujar Ari. "Aku tahu. Tapi, tunggu bentar." Marvel mengulurkan tangannya ke telinga Ari lalu ia mengambil pulpen yang masih berada di sana. Ia lalu mengusap pipi Ari yang kehitaman. Mungkin karena terkena debu atau material. Ari berdebar keras. Ia jadi agak malu. Marvel selalu terlihat tampan dan rapi sedangkan ia kini pasti berantakan sekali. "Maaf, hari ini kacau banget. Aku ...." "Kamu belum makan, kan?" tanya Marvel. Kedua matanya mengunci mata Ari. Ia bisa menebak itu. Ari pasti tak beristirahat seharian ini dan sekarang sudah hampir petang. "Kamu harus makan dulu,