Hengkang : Meninggalkan adalah jalan baru

1028 Kata
Dara ingin segera hengkang, dia selalu merasa takut, lelah dan tidak bersemangat. Entahlah darimana perasaan itu, perasaan itu selalu datang saat Dara mengingat pekerjaannya, mengingat gajinya, mengingat Sofi. Berarti dia harus mendapatkan tempat pekerjaan baru. Bagaimana ya ? Dara hanya bisa menunggu sampai gaji berikutnya di bayar dan masih lama. Apa yang Dara lakukan, sebaiknya dia tidak hengkang sebelum menemukan pekerjaan baru. Dimana dia mau melamar ? Akhirnya, dia tetap bekerja di Ibu Anita karena Dara tidak mengetahui dimana dia bisa mendapatkan pekerjaan baru. Rasanya tidak etis jika bertanya pada rekan kerja. Nanti mereka akan melaporkan pada ibu Anita, bisa berabe urusan ini, bisa - bisa dikatakan karyawan durhaka. Dara harus cari cara. Bagaimana ya ? Dimana dia cari pekerjaan baru. bayang-bayang Sofi minum racun masih menghantuinya setiap kali dia melihat dapur, dimana disitulah lokasi kejadian, mana lagi itu tempat kerja dara. Tidak mungkin dia minta pindah tugas, tetap saja ujung-ujungnya ke dapur, kecuali kasir. Kasir pun dipegang oleh keluarga ibu Anita, mana ada akan dipercayakan kepada Dara. Pusing banget, mana setelah pulang kerja rasanya hanya ingin bobo cantik saja di rumah. Mana bisa dia keliling mencari lapangan baru, itu saja kalau bisa di hari libur, tetap saja istirahat menjadi pilihanya. Bagaimana ? Dara bagaimana, apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan baru? Sepulang kerja, Dara melipir di warungnya Yasmin, basa basi kalau sedang rindu. "Tumben, mampir ada apa ini?". Tanya Yasmin, seakan dia peka. "Dari kemarin saya mau mampir, cuma nggak sempet, capek banget ngelap meja". "Namanya juga kerja, dimana - mana capek. Kalau nggak mau capek, ya carilah pasangan yang mau kasi uang". "Itulah sedang saya pikir". Curhat Dara "mikir apa ? kamu mau saya kenalin sama orang, biasa makan disini?" tawar Yasmin "Siapa?" "Ada, kalau kamu mau. nanti saya kenalin". Tanya Yasmin minta persetujuan Dara diam, sebenarnya bukan ini permasalahannya, namun solusi yang ditawarkan malah beda. "Mau?" Tanya Yasmin ulang "Ngak tahu, saya masih capek ini, lain kali saja deh". "Penawaran tidak datang dua kali, ya". Desak Yasmin, seakan - akan memberi hadiah yang besar. "Saya pikir-pikir dulu, kasi klu dulu". Pinta Dara "Ada pekerjaannya, sepertinya org baik, kayaknya dia bakalan suka sama kamu". "ganteng?" tanya Dara "Tidak jelek". Jawab Yasmin sambil bercanda. "Biasanya orangnya kesini". Dara tidak memberikan jawaban, diam. Tadi dia kesini hanya mau minta kira-kira dimana ada loker. Malah pembahasannya, pasangan. "bengong. Mikirin ya?" Ledek Yasmin "Mikirin Sofi, tragis banget". Kata Dara pilu. "Iya, sih. Sofi udah sayang banget sama Roni, ternyata semua hanya prank". Imbuh Yasmin "itulah saya jadi was-was". "Ya, sudah pikir baik-baik dulu atau kamu mau ketemu dulu". "Sibuk banget, kapan saya bisa ketemu". Dara membatalkan niatnya untuk bercerita bahwa dia ingin mengundurkan diri, malah ditawari laki-laki. Sebenarnya Dara lebih membutuhkan sokongan dana untuk dirinya. Sekarang lagi sulit, semua hidupnya ditanggung sendiri. Dara pamit, setelah mendapatkan nasi goreng pesanannya, meski dia tahu kalau resep masakan ini berasal dan hampir sama dengan Ibu Anita, tetap saja Dara memesannya untuk dirinya setelah sampai di rumah. Lelah, pekerjaan belum didapatkan, sepertinya hari libur akan digunakan untuk mencari pekerjaan baru, selama tidak diketahui oleh orangnya ibu Anita, semua akan baik-baik saja. Dara kembali bekerja seperti biasa, dia membuka info loker di sosmed. Tetap saja dia tidak menemukan, rasanya hidup ini di scam. Bekerja keras, bekerja tanpa henti, bekerja tanpa pamrih, jangan mengeluh, hidup sulit, ini semua bukan keinginan Dara untuk hidup. Ohhh, No. Dara tetap menjalani pekerjaannya sebagai tukang lap meja dan dia tetap ngelap meja seperti biasanya dan tetap dihantui oleh Sofi dalam pikirannya, ini yang membuat Dara enggan bekerja, makin sulit jika seperti ini terus menerus. Dihari libur, Dara pagi-pagi sekali segera mandi. Dia akan bergerilya mencari loker baru. Kira-kira pekerjaan apa yang bisa memberikan lebih banyak uang, setidaknya sesuai dengan umunya lah, selayaknya orang bekerja. No klu - Intinya bukan di rumah makan, Bagaimana cara menanyakan gaji tanpa bekerja disini? betul-betul Dara kesulitan. Dara berjalan melihat kearah pertokoan, apa yang ingin ditanyakan. Dia ingin bertanya berapa gajinya? Rasanya tidak mungkin, Dara hanya diam. Mau apa selama ini dia tidak pernah bergaul dengan orang-orang, kecuali karyawan ibu Anita, itupun seperlunya. Bagaimana mau bergaul, pekerjaannya tidak pernah berhenti, ngelap terus. Bagaimana ? Dara hanya diam-diam saja. Lelah juga hanya untuk mencari pekerjaan, bekerja memang sangat melelahkan. Lebih enak santai, sana sini buang duit. shopping, COD, memasak, perawatan, salon, semua itu sangat menyenangkan dan sangat menjadi naluri bagi Dara. Sayangnya, semua itu adalah sebuah angan di siang bolong. Disaat sulitnya hidup memeluknya. Sungguh sebuah keinginan yang tidak bisa dibaca kapan terjadi. Sepulang dari mencari loker dan mereka tidak mendapatkan, maka Dara singgah di bengkel Rudi, Dara akan curhat kalau hidupnya lagi susah. Butuh duit banyak buat kebutuhannya. Hmm, ide yang bagus. Mungkin Rudi tahu pekerjaan yang bisa memberikan dia lebih banyak uang, selayaknya pekerja lainnya. "Dari mana?" Tanya Rudi saat Dara tiba dengan peluh yang yang membanjiri wajahnya. "Dari jalan, saya tadi cari loker". Jawab Dara terengah-engah "Siang-siang begini, bukannya masih kerja di Ibu Anita?". Tanya Rudi lanjut "Iya, masih dan saya pengen keluar". Jawab Dara "Lah Napa?" tanya Rudi lagi "Sudah tidak nyaman, saya mau bekerja di tempat baru". "ohhh". Rudi mengeluarkan hapenya, mencari kontak dan mulai berbicara menanyakan loker. Setelah beberapa kali menghubungi beberapa orang "Ini dapat, besok bawa lamaran kamu. Saya antar besok". Kata Rudi "Kapan mulai bekerja?". "Besok dibicarakan". Dara akhirnya tersenyum, akhirnya dia bisa menemukan pekerjaan baru, setidaknya dia mendapatkan pekerjaan baru dan tempat baru. "Terima kasih, Rudi". Kata Dara "sama-sama". Jawab Rudi ikut senang. Setelah urusannya beres, maka dia akan pamit dengan Ibu Anita, dia ingin bekerja di tempat lain yang bisa memberikan pengalaman baru. Dara sangat senang, akhirnya terbuka juga pintunya. Dia ingin lari dari bayang-bayang Sofi, dapur, dan racun. Bagi sebagian orang, keluar dari pekerjaan adalah sesuatu yang sulit. Bagi sebagian orang yang sudah tidak tahan, keluar dari pekerjaan adalah hal yang excited, mendapatkan hal baru, mendapatkan suasana baru. Semua terasa menyenangkan. Bagi Dara, ini sangat Menyenangkan. Apa alasannya keluar ya? Alasannya ingin bekerja diluar, mendapatkan tawaran lebih baik, lelah, takut, tidak mau lagi kerja, berasa kayak kerja paksa, berasa seperti buruh. Terlalu lelah, merasa terlalu baik. Sudah tidak kuat, sudah saatnya saya out. hmm. Tentu saja, bukan itu alasan yang disampaikan kepada ibu Anita
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN