-Saat bersamamu, kenapa bahagia tercipta begitu sederhana? Melihatmu tertawa membuatku semakin cinta, tapi resah itu juga meyiksa, mungkin saja hanya aku yang jatuh cinta.- *** Keduanya tiba di apartemen jam sepuluh tepat, Ayya langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya, sekedar ingin meluruskan punggungnya yang begitu pegal, maksud hati ingin segera bercengkrama dengan sang kasur, namun otaknya melakukan protes keras, mengingat dia harus kembali lembur mengerjakan tubes untuk asistensi besok. ‘Lima belas menit.’ Ayya menggumam dalam hati, ingin beristirahat sejenak selama lima belas menit sebelum memulai untuk berkutat dengan tugas-tugasnya. “Tidur di kamar, Ayya.” Suara Fares membuatnya menggeram kesal, belum ada lima menit dia memejamkan matanya, tapi pria itu sud