Jika selama dua minggu ini Fares hanya akan melihat sarapan di atas meja makan yang disiapkan oleh Ayya dan gadis itu akan berangkat lebih dulu, kini paginya justru berbeda, dia melihat Ayya yang tengah membuka kulkas dan sibuk akan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat sarapan. “Yya,” panggil Fares begitu takjub, Ayya yang mendengar itu menoleh, tersenyum tipis pada Fares saat melihat tatapan berbinar itu.” Ya salam, beneran nih akhirnya kita ketemu lagi pas pagi?” Fares tidak bisa menyembunyikan raut senangnya, membuat Ayya menahan tawanya dan mengangguk. “Lo mau sarapan apa? Hari ini ujian terakhir kan? Cuma ada jam sepuluh kan?” Fares mengangguk semangat, lalu menarik tangan Ayya untuk duduk. “Iya, gue aja yang bikin sarapan, nasi goreng mau ya?” Ayya hanya mengangguk kaku, membiark