-Tawamu menghardikan rasa, yang membuatku terbiasa, hingga hatiku bertanya-tanya, apakah rasa itu adalah cinta?- *** Ayya baru saja akan menelpon Fares, mengabarkan jika dirinya kini sudah ada di parkiran, namun tiba-tiba saja pria itu sudah ada di depan motornya, menatapnya dengan wajah kesal entah karena apa. “Minggir. Gue yang nyetir, kita langsung ke rumah mama, besok weekend, jadi mama minta kita nginep.” Ayya merengut kesal dan menggeleng keras, menatap pada anak-anak yang kini menatap dengan raut bermacam-macam pada mereka. Ayya kira tadi Fares memintanya ke parkiran karena pria itu ingin menyampaikan sesuatu, dan mereka tetap pergi ke rumah orang tua Fares dengan kendaraan masing-masing, bukan Fares yang kini justru mengajaknya pulang bersama. “Apaan si? Ngga liat itu anak-an