Dari balik lidah api unggun yang menari-nari, Fattan terlihat sesekali melemparkan beberapa ranting-ranting kering ke dalamnya. Pandangan irinya kemudian beralih pada Fey dan Ary yang duduk di bangku kayu di gazebo mini yang beratap pohon rambat. Mereka yang sedang bermain game dengan ponsel mereka tampak akrab satu dengan yang lainnya. Mungkin yang tertangkap oleh Fattan adalah keakraban biasa, khas ABG. Namun, hal itu cukup membuatnya merasa telah dipatahkan. Dia tidak pernah merasa sesulit ini mengejar seorang perempuan. Para bocil saja bisa cepat akrab, kenapa sulit sekali untuknya akrab dengan Azkia? keluhnya dalam hati. “Tan, saya masuk, ya. Udah ngantuk nih.” Aleida yang duduk di samping Fattan melayangkan pengumumannya. Fattan mengubah posisi duduknya dari duduk dengan membu