..**..
Kisah pilu Jasmine membuat Faizah iba dan akhirnya ia memutuskan untuk membantu Jasmine. Tidak lupa ia mengatakan kepada Jasmine akan menawarkan pekerjaan padanya jika Jasmine sudah lihai dan bertubuh lentur sesuai dengan yang ia harapkan.
Tentu saja Jasmine bahagia bukan kepalang. Sebagai bentu rasa syukur, ia mengatakan akan membantu Faizah untuk menjadi pembersih di sekolah ini dan akan membantu mengembangkan sekolah ini.
Awalnya Faizah menolak dengan alasan kalau sekolah ini belum bisa membayar seorang pekerja. Namun, Jasmine meyakinkan Faizah bahwa apa yang ia lakukan adalah sebagai bentuk ucapan terima kasih karena Faizah mau menerimanya sebagai seorang murid di sekolah tari perut Nirmala.
Faizah terpaksa menerima niat baik Jasmine. Mungkin, dia hanya bisa mengatakan ya walau kenyataannya nanti dia tetap akan melarang Jasmine melakukan apapun selain belajar menari dengannya.
Setelah perbincangan panjang, Jasmine hendak pamit undur diri dari hadapan Faizah. Sesaat itu juga Faizah bertanya kepada Jasmine mengenai tempat tinggalnya selama berada di Kairo.
Jasmine menjawab jujur dan mengatakan kalau dia akan bermalam di Masjid selama berada di Kairo. Dia mengatakan kepada kakek dan neneknya bahwa ia berada di Kairo selama satu atau dua minggu ke depan. Namun, dia tidak tahu kalau kemungkinan dia akan berada di Kairo demi mencari nafkah.
Faizah terdiam dan hanya bisa tersenyum mendengar niat baik dan tulus seorang cucu terhadap kakek dan neneknya. Sebagai seorang yang lebih dewasa dari Jasmine, tentu saja dia akan sangat beruntung bila memiliki anak seperti Jasmine.
Tidak merasa menjadi beban, Faizah mengatakan kepada Jasmine kalau dia boleh menetap dan tinggal di sekolah ini selama berada di Kairo. Lebih tepatnya, selama Jasmine belum mendapatkan pekerjaan dari ilmu yang ia dapat.
Namun, Jasmine menolak dan mengatakan kalau diizinkan menjadi seorang murid tanpa membayar sepeserpun saja sudah sangat membantunya. Jasmine tidak mau lagi menjadi beban Faizah.
Lagi-lagi, Faizah harus meyakinkan Jasmine dengan menceritakan sedikit kisah hidupnya hingga ia berniat memakai sebagian uang tabungannya untuk mendirikan sekolah tari perut ini. Sebelumnya, Faizah pernah menikah dengan seorang pria yang sekarang sudah menjadi almarhum.
Suaminya meninggal karena sebuah kecelakaan tragis. Saat itu, dia masih berusia 31 tahun. Hanya dia yang selamat dalam kecelakaan mobil itu.
Faizah dan suaminya sudah memiliki rencana membangun sekolah tari perut di tengah perkotaan. Mereka sudah menyiapkan tabungan yang cukup.
Namun, karena takdir lebih dulu mengambil nyawa sang suami, akhirnya niat mereka tidak terealisasikan. Lalu, diusia yang sudah menginjak 39 tahun, Faizah bertekad melanjutkan impian mereka berdua.
Area tanah ini memang sepi. Hanya disini tanah yang murah. Itu sebabnya Faizah membantun sekolah tari perut di area yang tidak seharusnya karena sepi penduduk.
Ketika Faizah menjelaskan masa lalunya, Jasmine hanya bisa terdiam. Dia menjadi pendengar yang baik. Terlihat raut wajah tegar Faizah yang membuat Jasmine semakin yakin kalau dia bisa membantu mengembangkan sekolah tari perut Nirmala.
Akhirnya, apa yang diceritakan Faizah membuat Jasmine paham bahwa sang pemilik sekolah tinggal seorang diri. Jasmine pun berterima kasih dan mengatakan kalau dia tidak akan mengecewakan Faizah. Dia akan berusaha mendalami ilmu tari yang diajarkan dan akan menjadi penari terbaik di mata Faizah.
Begitulah buah dari kebaikan, Jasmine diberi tempat tinggal juga makanan selama ia mengikuti sekolah tari perut di Nirmala. Keadaannya yang lebih baik, membuat Jasmine ingin sekali menghubungi kakek dan neneknya yang berada di Port Said.
Namun, ia tidak memiliki ponsel untuk menghubungi kakek dan neneknya untuk memberitahu keadaannya selama di Kairo. Jikapun Jasmine bisa meminjam ponsel dari gurunya, kakek dan neneknya yang berada di kampung justru tidak memiliki ponsel pribadi.
Akhirnya Jasmine meyakinkan diri jika kakek dan neneknya akan selalu baik-baik saja di Port Said dengan doa yang selalu ia panjatkan sehari-hari. Apalagi Faizah mengizinkannya untuk kembali ke Port Said. Dia ingin mengantar Jasmine untuk bertemu dengan kakek dan neneknya di kampung.
Jasmine menolak dengan alasan kalau kepulangannya belum menghasilkan apapun. Jika nanti dia sudah memiliki penghasilan, Jasmine akan pulang ke Port Said untuk beberapa hari sebelum akhirnya dia akan kembali lagi ke Kairo.
Selama lebih dari 2 bulan Jasmine menekuni tarian perut yang diajarkan oleh Faizah. Jasmine benar-benar takjub, ternyata tubuh Faizah sangat lentur.
Namun, Faizah mengatakan kalau Jasmine terlalu sering memujinya. Dia menjelaskan jika tubuh Jasmine lebih lentur darinya termasuk cepat memahami koreografi yang ia ajarkan dan mampu menyesuaikan gerakan tubuh dengan alunan musik yang diputar.
Tidak butuh waktu lama, Faizah mengatakan kalau Jasmine sudah siap untuk menampilkan aksi di hadapan umum. Dia menjelaskan satu hal istimewa selain tubuh lentur Jasmine agar semua penonton terkesima melihat penampilannya.
Faizah mengatakan jika sorot mata Jasmine begitu indah. Dia mau Jasmine memakai pakaian yang sudah ia siapkan, lalu menari seakan Jasmine tengah berada di hadapan hamparan manusia.
Dia menyuruh Jasmine supaya menghidupkan lirikan mata seiring dengan irama musik. Faizah ingin agar Jasmine tidak hanya bermodal gerakan tubuh lenturnya saja, tetapi juga memainkan lirikan mata serta senyuman menawan.
Awalnya, Jasmine merasa risih dengan pakaian yang benar-benar terbuka. Dari atas sampai bawah, tubuhnya benar-benar seksi. Bisa dibilang, dia sudah telanjang karena hanya memakai pakaian dalam yang dilapisi lembaran-lembaran kain dan pernak-pernik yang gemerlap.
Saat itu, Faizah menyuruhnya untuk menenangkan diri. Faizah memberikan kesempatan kepada Jasmine untuk merenungi apa yang menjadi cita-citanya selama ini.
Jasmine diperbolehkan untuk menatap dan bersahabat dengan pakaian yang hendak ia pakai di hadapan Faizah sebelum ia memperlihatkan tubuhnya di hadapan banyak orang. Namun, saat sadar bahwa seorang penari perut memang bersahabat dengan pakaian seksi, maka Jasmine harus bersiap diri.
Siang hari itu juga, Faizah merapikan rambutnya sebelum akhirnya Jasmine memakai pakaian yang sudah ia siapkan. Memang tidak terlalu bagus, tapi setidaknya cocok untuk pemula seperti Jasmine yang tidak pernah berpakaian terbuka dan seksi.
Hari semakin hari bahkan sudah hampir 1 minggu dia bersahabat dengan pakaian seksi. Hingga akhirnya Faizah memberikan kabar bahwa Jasmine harus mengisi sebuah acara di sebuah klub yang tidak terlalu terkenal.
Degup jantung Jasmine semakin berdebar. Dia tidak menolak pekerjaan itu, tapi justru meminta kekuatan dan keyakinan dari Faizah kalau dia bisa melakukannya.
…
Satu kali, dua kali, tiga kali, bahkan hampir empat kali dalam satu minggu Jasmine mengisi acara-acara kecil di sebuah klubing dengan bayaran yang cukup mahal baginya. Namun, bagi Faizah bayaran itu tidaklah seberapa.
Faizah bangga dengan Jasmine yang mampu dan cepat beradaptasi dengan pekerjaan barunya. Bahkan tidak sedikit orang-orang yang memanggil Jasmine untuk mengisi acara-acara mereka.
Memang benar, semua orang sudah mengetahui siapa Jasmine dan gerakan lentur tubuhnya. Namun, tidak ada seorangpun yang tahu mengenai siapa Jasmine.
Sejak awal Jasmine menerima pekerjaan baru, Faizah menghormati keputusan Jasmine agar menyembunyikan identitas aslinya. Sebagai seorang yang mengatur waktu dan jadwal pekerjaan Jasmine selama 2 minggu terakhir, Faizah tidak pernah mengatakan siapa nama Jasmine. Bahkan di hadapan orang-orang, dia sama sekali tidak pernah menyebut nama Jasmine atau bahkan memanggilnya dari jarak dekat.
Hingga orang-orang yang sudah mengenal gerakannya dan semua orang selalu terpesona dengan penampilannya. Mereka memberi julukan tersendiri untuk Jasmine.
Julukan yang sudah terkenal dan terdengar tidak asing di dunia seni tari perut. Julukan yang sangat tidak biasa di dunia Mesir. Hanya dia yang berhak mendapatkan julukan tersohor itu. Semua orang akan terhipnotis dengannya, Sang Racun Mata Mesir.
*
*
Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)