Rhea menatap Mario sembari menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Lalu tersenyum campah seolah tidak percaya dengan pengakuan Mario tadi. “Jangan bercanda, Mario. Nggak lucu!” ucap Rhea seraya menatap datar wajah lelaki itu. Mario mengangguk pelan. “Ya. Kamu pasti nggak akan percaya dengan diagnosa yang buat aku juga terkejut. Tapi, itulah kenyataannya. Aku jujur sama kamu karena aku tidak ingin menyia-nyiakan sisa wak—“ “Nggak! Kamu udah janji sama aku, Mario. Kamu udah janji sama aku ….” Rhea tak sanggup untuk meneruskan ucapannya itu sebab air matanya yang sudah jatuh terlebih dahulu. Mario lalu meraih tangan Rhea. Memeluknya sembari mengusapi punggung perempuan itu dengan lembut. Mengecup pucuk kepalanya lalu menghela napasnya dengan panjang. “Kalau aku berhasil mendapat pend