39. Siang Panas

1573 Kata
“Pak Gio” ucap Willy ketika melihat pria yang berdiri di dekat mejanya adalah Gio. “Pak Willy. Apa kabar?” Sapa Gio dengan ramah dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Bianca terdiam. Bianca menelan salivanya dan tidak menyangka Willy mengenal Gio. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah ternyata Gio CEO baru du PT XYZ. “Baik” jawab Willy menjabat tangan Gio. Willy melangkah ke samping Bianca dan dengan posessive dia merangkul bahu Bianca. Entah ada angin apa Willy merasa tidak suka Gio tiba-tiba berdiri di dekat mejanya. Ya, walaupun bisa saja tidak sengaja Gio sedang lewat. Tetap saja Willy merasa tidak suka ada pria yang seperti mendekati istrinya. “Pak Gio, kenalkan ini istri saya Bianca” ucap Willy dengan bangga memperkenalkan Bianca. Gio pun menatap Bianca. Bianca yang tahu hanya menoleh kesamping dan tidak menatap balik Gio. “Bii, ini Pak Gio dia CEO baru PT XYZ” ucap Willy kepada Bianca. Gio mengulurkan tangannya. Bianca hanya menganggukkan kepala sambil berdiri tanpa membalas uluran tangan Gio. “Oh ya, sebenarnya waktu pesta itu istri saya datang. Cuma dia terjebak di lift seorang diri dan cukup lama hingga terpaksa kembali pulang tanpa menghadiri acara itu” ucap Willy. “Hem, terjebak di lift seorang diri” ucap Gio. Bianca meremas tangan kirinya dari belakang. Ucapan Gio seakan menyindir Bianca. Bianca pun saat ini seperti seorang wanita yang sedang ketahuan selingkuh dari suaminya. Bianca sadar Gio saat ini menatapnya intens dan Bianca hanya menunduk. “Saya dan istri saya permisi ya. Kami masih ada urusan lain” ucap Willy melingkarkan tangannya dipinggang Bianca dengan possesive. Kebetulan juga makanan Bianca sudah habis. “Iya, silahkan. Senang bertemu dengan kalian” ucap Gio. Willy dan Bianca melangkah melewati Gio. Bianca sama sekali tidak menoleh sedikitpun ke arah Gio. Bianca menjadi gugup dan takut jika Willy tahu Bianca sebenarnya sudah berbohong. “Ada apa?” Tanya Willy saat mereka sudah keluar dari restorant. “Aku hanya belum sempat minum. Tadi aku baru saja menghabiskan makananku” ucap Bianca. Sebenarnya Bianca bisa saja menjawab tidak ada apa-apa. Tetapi jawaban itu justru membuat Willy curiga kepadanya. “Maaf ya. Aku tidak tahu. Ya nanti di kamar aku pesankan minuman untukmu” ucap Willy. “Iya Will” ucap Bianca menganggukkan kepalanya. Ting Pintu dari kotak besi di depan Bianca dan Willy terbuka. Willy masuk bersama Bianca. Willy mengeluarkan kartu accessnya lalu dia tempelkan pada sensor di dekat pintu. Barulah Willy menekan tombol 5. Dan pintu dari kotak besi itu tertutup. Bianca menatap Willy. Bianca tahu Willy tadi itu terlihat tidak suka saat Gio ada di dekat meja mereka. Oleh sebab itu Willy mengajaknya langsung pergi. Hati Bianca pun semakin gelisah, bagaimana jika Willy tahu yang sebenarnya. Bianca ketahuan berbohong, Bianca pun merasa takut sekali Willy akan kecewa kepadanya. Drrrt Drrrt Ponsel Willy bergetar dan menyadarkan lamunan Bianca. Willy mengeluarkan ponselnya. Seketika wajahnya berubah masam lagi. Willy mematikan ponselnya dan kembali memasukkannya ke dalam saku celananya. “Siapa Will?” Tanya Bianca. “Klienku” ucap Willy. “Kenapa tidak diangkat?” Tanya Bianca. “Aku sudah meminta Doni untuk mengosongkan jadwalku hari ini” ucap Willy. “Mungkin saja itu penting” ucap Bianca. Willy menatap Bianca lalu mengecup bibir Bianca sekilas. “Kamu dan Aditya yang paling penting untukku” ucap Willy sambil tersenyum. Bianca pun tersipu lalu memeluk Willy dengan hangat. Ting Pintu dari kotak besi itu terbuka. Bianca dan Willy melangkah bersama keluar dari kota ke besi itu. Mereka melangkah melewati koridor dan berhenti di kamar 510. Letak kamar paling pojok. Willy mengeluarkan kembali kartu accesnya dan dia tempelkan pada sensor di depan pintu. Klik Pintu pun terbuka. Willy dan Bianca masuk ke dalam kamar hotel mereka. Seketika Bianca pun terkejut ketika melihat lilin di sepanjang jalan dari pintu mungkin menuju hingga ke kamar. Selain itu taburan kelopak bunga mawar juga tersebar di sepanjang lantai. Bianca menatap Willy dengan tersenyum. “Ayo” ucap Willy membalas senyuman Bianca. Willy menggandeng Bianca. Mereka melangkah perlahan di tengah-tengah lilin yang berjejer sampai masuk ke dalam kamar mereka. Bianca pun tambah terkejut ketika melihat tulisan I Love U di ata ranjangnya dengan taburan kelopak mawar merah. Lalu di ujung ranjang ada balon berwarna merah dengan hiasan pita menjuntai. “Will, kamu romantis sekali” ucap Bianca menatap Willy. “Untukmu aku akan memberikan semua yang terbaik” ucap Willy memegang pinggang Bianca dengan kedua tangannya. “Aku mencintaimu Will” ucap Bianca mengusap rahang Willy. Willy pun memejamkan matanya dan merasakan sentuhan Bianca yang lembut ini. Willy memang sengaja membuat semua ini untuk Bianca. Karena jujur Willy masih merasa bersalah dengan semua yang dia sembunyikan dari Bianca. “Aku sangat mencintaimu Bii. Berjanjilah kepadaku apapun masalah yang datang pada rumah tangga kita nanti kamu tetap disampingku. Kita berdua harus bisa menyelesaikan masalah itu bersama. Dan jangan tinggalkan aku sampai kapanpun” lirih Willy membuka matanya dan menatap Bianca. Terasa aneh memang Bianca menedengar penuturan Willy itu. Tetapi Bianca tidak ingin berpikiran macam-macam. Bianca tidak ingin merusak siang hari yang romantisnya ini. Bianca pun memeluk Willy lalu berjinjit sedikit dan mengecup bibir Willy sekilas. Cup “Will, kamu adalah pria satu-satunya pria yang akan menjadi suamiku. Aku akan selalu berusaha menjadi istri yang terbaik untukmu dan Ibu yang hebat untuk anak-anak kita” ucap Bianca. Willy terlihat senang sekali mendengar ucapan Bianca. Willy mendekatkan wajahnya dan menempelkan keningnya dengan kening Bianca. Hembusan nafas mereka pun saling beradu. Willy mengusap pipi Bianca dengan tangannya. “Aku ingin menciummu” ucap Willy dengan suara seraknya. “Kenapa harus izin? Kamu adalah suamiku, seluruh tubuh ini adalah milikmu” ucap Bianca. Willy pun mencium bibir Bianca. Bianca tentu saja menikmati ciuman suaminya ini. Bianca mencengkram kemeja Willy untuk menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Sedangkan Willy masih memeluk pinggang Bianca. Ciuman mereka pun terus dalam dan mereka berdua sama-sama memejamkan matanya. Kaki Willy pun perlahan maju dan otomatis kaki Bianca mundur perlahan hingga mereka sampai di ranjang Willy melepaskan ciuman mereka. Tentu saja itu kesempatan untuk Bianca mengambil nafas. Terlihat dari tubuhnya yang bergerak naik turun. Willy pun tersenyum dan mengelap bibir Bianca yang basah karena ciuman mereka. “Apa aku boleh meminta hakku sekarang?” Tanya Willy. Walaupun mereka berdua sudah menikah, tetapi tetap saja Bianca malu jika Willy selalu saja meminta izin setiap mau melakukan itu dengannya. Bianca hanya bisa menggigit bibir bawahnya lalu menganggukkan kepalanya. Willy masih tersenyum bahagia. Tangan Willy pun membuka resleting dress Bianca. Setelah resleting itu terbuka Willy pun melepaskan dress Bianca dari tubuhnya. Tangan Willy pun mengusap punggung Bianca yang kini tidak tertutupi sehelai benang pun. Hingga sampai di pengait bra Willy melepaskannya. Bianca memejamkan matanya, sebenarnya dia tidak boleh malu dengan suaminya. Tetap saja tidak menggunakan pakaian di depan suaminya Bianca merasa malu. Bianca pun memejamkan matanya. Willy yang melihat istrinya itu merasa lucu sekali Willy pun membimbing tangan Bianca untuk membuka kancing kemejanya. “Sekarang giliranmu” ucap Willy dengan suara seraknya. Bianca membuka matanya dan menatap Willy yang menganggukkan kepalanya. Willy meminta Bianca untuk melepaskan kancing kemejanya. Bianca pun perlahan membuka kancing kemeja Willy dengan tangan gemetar. Padahal mereka suami istri dan biasa melakukan seperti ini. Tetapi karena mereka baru bertemu lagi setelah lebih dari empat bulan dan baru akan melakukan hubungan suami istri lagi, Bianca sangat gugup. Bianca berhasil melepaskan baju kemeja Willy. Dan kini di depan Bianca terpampang jelas tubuh Willy yang sangat indah. Otot yang kekar dan roti sobek yang tentu saja membuat para wanita lapar jika melihatnya. Bianca memberanikan dirinya menyentuh tubuh Willy. Willy pun memejamkan matanya apalagi saat tangan Bianca membuat ukiran abstrak disana membuat sensani yang sangat Willy sukai di dalam dirinya. Sepertinya Willy sudah tidak tahan dan memang dia sudah menahannya cukup lama. Willy memegang tangan Bianca lalu mengangkat tubuh Bianca dan meletakkannya ke atas ranjang. Tidak lupa Willy melepaskan celananya dan menyisakan celana boxernya. Willy pun langsung berada di atas tubuh Bianca lalu mencium bibir Bianca. Kali ini bukan ciuman lembut, tetapi ciuman Willy yang menuntut. “Bii, aku sudah tidak tahan” ucap Willy serak saat dia melepaskan ciumannya. “La lakukan saja Will” ucap Bianca dengan gugup. “Tapi kamu baru saja lahiran dan selesai masa nifas. Jika terasa sakit lagi bagaimana?” Tanya Willy. Bianca menggigit bibir bawahnya dan tentu saja membuat Bianca terlihat tambah seksi. Tangan Willy pun mulai menjalar di atas perut Bianca dan terus naik ke atas, hingga membuat Bianca menggeliat. “Aku akan menahannya” cicit Bianca. “Terima kasih Bii” ucap Willy senang. Dengan satu gerakkan Willy pun berhasil melepaskan boxer yang dia pakai dan kain segituga yang menutupi milik Bianca. Willy kembali mencium Bianca sebelum dia menyatukan milik mereka berdua. Bianca mencengkram sprei dengan kuat saat Willy sudah mulai mencoba menyatukan mereka. Sakit tentu saja. Apalagi jika terkena bekas jahitan di dalam sana. Tetapi demi membuat suaminya bahagia Bianca menahan semua itu. Willy pun melakukannya dengan lembut, sehingga membuat Bianca ikut menikmati siang hari panas mereka di kamar hotel itu. Kini di dalam kamar itu Willy dan Bianca bisa sama-sama melepaskan rasa rindu dan hasrat yang lebih dari empat bulan ini belum sempat mereka salurkan. Bianca akui, Bianca pun juga merindukan sentuhan Willy seperti ini. Aroma tubuh Willy dan keringat yang mereka berdua keluarkan tentu saja itu sangat Bianca rindukan. Di ranjang empuk itu dan di temani taburan kelopak mawar kini mereka pun selesai dengan aktivitas mereka. Tubuh mereka yang basah karena keringat membuat kelopak mawar itu menempel di tubuh mereka berdua.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN