70-KETIDAKBERDAYAAN

2084 Kata

Beberapa saat sebelumnya. “Teh?” Aku yang tengah sibuk menge-pack barang-barangku – berhubung esok selepas sarapan sudah harus hengkang dari rumah ini – sontak menoleh. “Masuk, Pi,” tanggapku. Papi masuk ke dalam kamar lalu duduk di tepi ranjang. Aku menutup koperku, baru kemudian menyusul beliau. “Kenapa Pi?” tanyaku lagi. Raut wajah Papi nampak tenang, namun aku tau ada yang ingin ia periksa atau sampaikan. “Teteh ngubungin Om Tommy?” Om Tommy itu pengacara keluargaku. Usianya lebih tua dari Papi namun masih sangat cakap mengurus perihal legal. Beliau hanya menangani urusan keluarga yang tidak ada kaitannya dengan bisnis kami. “Iya, Pi. Tapi Teteh belum dihubungin lagi. Om Tommy ngasih tau sama Papi?” Ayahku itu mengangguk. “Ada apa?” Aku membuka ponselku, menunjukk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN