“Rei, dengar aku dulu,” ujar gue, memelas. Ya ampun, gimana dong? Bingung sendiri kan gue! Reina masih saja menangis. Ia bahkan menepis tangan gue saat berusaha mengusap air matanya. Ujung-ujungnya, gue cuma bisa nontonin cewek gue nangis sambil garuk-garuk kepala yang sebenarnya ngga gatal. “Makan dulu yuk, Teh. Nanti kalau udah kenyang baru nangis lagi.” “Aki!” omel Reina. Sementara Aki malah ngekek. Sumpah sih keluarga Reina tuh lucu banget. Kayak ngga ada gap antara yang muda dan yang tua. “Mas Rio yang tanggung jawab ya? Aki harus makan sekarang, kalau asam lambung Aki kumat bisa panjang urusannya,” ujar Aki lagi. Gue mengangguk. Reina masih buang muka. Opa menunduk, mengusap sayang kepala cucunya sembari terkekeh lalu mendekat dan merangkul Aki sebelum keduanya melangkah ma