Airin tiba di rumah. Kedua orang tuanya sedang duduk-duduk di sofa ruang tengah. Airin meletakkan bawaannya di atas meja. Satu kotak martabak manis dan satu kotak martabak telur untuk kedua orang tua dan adiknya. "Assalamualaikum, Mommy, Daddy." Airin mencium punggung tangan kedua orang tuanya. "Wa'alaikum salam." "Arya mana?" "Main bola lagi," sahut Ziya. "Main bola terus, mau menyaingi Messi." Airin menggerutu. "Biar saja, daripada kegiatan tidak jelas. Ini apa, Ai?" Ziya menunjuk kotak martabak di atas meja. "Itu kan ada bacaannya, Mommy. Malas banget sih baca." Airin menunjuk tulisan di atas kotak martabak. "Jawab saja kan bisa, Ai. Enggak usah menggerutu begitu." Ziya cemberut ke arah putrinya. "Menurutku Ai benar, Sayang." Abizar membela putrinya. Wajah Ziya tambah cemberut