"Lo kenapa diem aja?" Langit bertanya. Anggia tidak menjawabnya. Ia masih saja shock dengan pesan yang baru di terimanya tadi. Dia takut laki-laki itu mengikuti dirinya. "Lo sakit?" Langit meletakan punggung tangannya di kening Anggia. Dia menautkan dahinya. "Enggak ko, tapi kenapa lo diem aja?" "Ayo Kak, gue ada ulangan hari ini!" Anggia menghentikan racauan Langit, ia ingin segera sampai ke sekolah. Lalu bertemu Gara. Dan mengatakan semuanya. Tentang pesan misterius dari nomer yang tidak di kenalnya. Langit sepertinya mengerti, ia segera menyalakan mobilnya. Kemudian membawanya keluar gerasi. Perjalanan cukup terasa panjang. Meski sebenarnya tidak selama itu. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit dari rumahnya Langit, ke Mutiara Bangsa. Sesekali Langit menoleh pada gadis di sam